Mahasiswa Unsoed Kaji Kesuksesan KWT Sari Makmur Banyumas

KWT Sari Makmur berdiri awal tahun 2004, kini beranggotakan 30 orang.

Mahasiswa Unsoed Kaji Kesuksesan KWT Sari Makmur Banyumas
Prof Adhi Iman Sulaiman memberikan penjelasan kepada mahasiswa praktikum di KWT Sari Makmur Banyumas. (prasetiyo/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANYUMAS -- Sebanyak enam mahasiwa Magister Penyuluhan Pertanian (MPP) – Pascasarjana Unsoed Tahun Akademik (TA) 2023, Minggu (12/11/2023), melakukan praktikum Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat di Kelompok Wanita Tani Sari Makmur (KWT SM), Desa Alasmalang Kecamatan Kemranjen Banyumas.

Di sentra durian ternama ini, para mahasiswa melakukan kajian, sarasehan dan mendesain program pemberdayaan atas kesuksesan KWT dalam budi daya durian Bhineka Bawor. Ikut dalam praktikum itu, 12 mahasiswa S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed TA 2021.

Mereka mengikuti praktikum didampingi empat dosen terdiri Prof Dr Adhi Iman Sulaiman SIP M Si, Dr sc agr Ir H Yusuf Subagyo MP IPU, Dr Lilik Kartika Sari S Pi MSi dan Dr Rili Windiasih MSi.

Ikut pula mendampingi para mahasiswa, Sarno Ahmad Darsono selaku pemilik sentra durian Bhineka Bawor. Para mahasiswa mengkaji kesuksesan KWT Sari Makmur, melalui penyebaran angket terlebih dahulu.

ARTIKEL LAINNYA: Pengunjung Bisa Mengakses 3.000 Buku Digital Gratis

Kemudian hasilnya dilakukan pendalaman melalui sarasehan secara dialogis, partisipatif dan interaktif dengan para anggota KWT SM.

Kajian dilaksanakan dengan mengidentifikasi, menganalisis dan mendesain program pemberdayaan berdasarkan permasalahan yang masih dihadapi, kebutuhan dan potensi sumber daya yang terbagi ke tiga kelompok.

Pertama, potensi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Ekonomi (SDM dan SDE). Kedua, Sumber Daya Sosial dan Budaya (SDSB). Ketiga, Potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan.

Dosen MPP Unsoed Prof Adhi Iman Sulaiman berharap, para mahasiswa dapat mendesain dan mengimplementasikan program pemberdayaan sebagai hasil kajian secara berkesinambungan, seperti manajemen kelembagaan supaya meningkatkan kekompakkan antar-anggota KWT, petani dan penjual durian.

ARTIKEL LAINNYA: Sekolah Vokasi UGM Transformasikan Pengabdian kepada Masyarakat Menjadi Gerakan Nyata

Selain itu, kajian dari sisi manajemen eduwisata durian, mengingat Desa Alasmalang yang akan dirintis sebagai destinasi desa wisata.

KWT Sari Makmur berdiri awal tahun 2004, kini beranggotakan 30 orang. Kiprahnya sebagai pendamping suami, yang mayoritas petani dan pemilik lahan durian, tak pernah surut.

Belakangan, KWT Sari Makmur memproduksi olahan buah durian menjadi dodol durian, puding durian, wajik durian, es jus durian, es krim durian dan memproduksi emping melinjo.

Di Desa Alasmalang, selain banyak tumbuh pohon durian, juga melinjo yang diolah buahnya menjadi emping berkualitas bagus.

ARTIKEL LAINNYA: SIMPEG Karya UMBY Resmi Digunakan di SMK Ma’arif 1 Temon

Pada akhir sarasehan, para mahasiswa Unsoed diminta oleh KWT Sari Makmur menjadi mitra pemberdayaan, dan menyanggupinya.

"Setelah melakukan kajian dalam praktikum ini, kami siap menjadi mitra KWT Sari Makmur, sebagai fasilitator, penyuluh dan pendamping, agar KWT Sari Makmur semakin berkembang,"  ujar Alya Husnul Khotimah (23) bersama teman-temannya dari mahasiswa MPP Unsoed. (*)