Lebih 80 Ribu Orang Pensiun, Guru Muda Pengganti Harus Kuasai Teknologi
KORANBERNAS.ID,SLEMAN - Setiap tahunnya 60 ribu hingga 80 ribu guru di Indonesia memasuki masa pensiun. Kemajuan teknologi dan metodelogi ajar memerlukan adaptasi dari guru-guru baru yang profesional dan berkualitas unggulan untuk menggantikannya.
"Mau tidak mau, suka tidak suka, guru, dosen, dan mahasiswa calon guru juga harus punya shifting paradigm dengan menguasai teknologi digital agar tidak tertinggal," ujar Margana, Wakil Rektor Bidang Akademik UNY saat seminar pendidikan "Serentak Berkolaborasi Wujudkan Inovasi" Kamis (24/11/2022) di Gedung Digital Library, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Diskusi ini bagian dari upaya mengawal peningkatan layanan pendidikan lewat program PPG Prajabatan. Apalagi saat ini pendidikan telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang kental dengan segala hal digital. Mengikuti situasi itu, dunia pendidikan juga tak ketinggalan dengan adanya Revo Pendidikan 4.0.
"Ini ditandai dengan pendidikan yang tidak hanya mengembangkan potensi anak didik, tapi juga talenta mereka," kata dia.
Sementara Koordinator Kelompok Kerja PPG Prajabatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Zainun Misbah, menjelaskan mereka yang pensiun itu tentunya harus segera disiapkan penggantinya. Tahun ini program PPG Prajabatan menargetkan merekrut 40 ribu guru.
"Dari gelombang 1 pendaftaran, ada 75 ribu orang yang mendaftar yang kami lihat lagi dari 18 bidang studi yang kami buka untuk program PPG Prajabatan," ujar Misbah.
Ia memaparkan, para calon guru PPG Prajabatan akan menjalani serangkaian tes yang sekaligus menjadi momentum untuk perbaikan sistem rekrutmen guru demi meningkatkan kualitas pendidik.
Tes-tes tersebut meliputi kemampuan literasi, numerasi, hingga penguasaan pada bidang studi. Selain itu, ada seleksi wawancara terkait 10 kompetensi dalam memberikan pembelajaran yang berguna di masa kini dan masa mendatang.
Untuk mendukung langkah ini, pemerintah menyediakan beasiswa atau bantuan pendidikan pada PPG Prajabatan selama satu tahun dan memperoleh sertifikat saat lulus. Program ini dapat diikuti di 79 Lembaga Pendidikan dan Tenaga Pendidikan (LPTK) yang memiliki izin di PPG Prajabatan.
"Di program ini, kami melakukan adaptasi pendidikan global dengan adanya mata kuliah yang sesuai dengan kebutuhan mengajar guru di masa depan. Kami juga perlu kolaborasi dengan banyak pihak yang concern pada pendidikan," katanya.
Sementara itu CEO Global Tanoto Foudation Satrijo Tanudjojo menyatakan pihaknha mendukung penuh PPG Prajabatan termasuk melalui agenda diskusi ini yang menjadi platform berbagi praktik baik dari praktisi dan pembuat kebijakan.
"Program ini penuh tantangan tetapi sangat strategis untuk memastikan sistem pendidikan diisi oleh sumber daya manusia yang kompeten untuk menjadi pendidik bagi anak-anak," kata dia.
Ia menjelaskan terdapat empat area potensial untuk menyiapkan calon pendidik berkualitas untuk masa depan yang diupayakan Tanoto Foundation. Antara lain konten program pendidikan guru yang harus sesuai perkembangan zaman dan dengan pendekatan praktik.
Selain itu, fokus pada praktikum pengajaran kolaboratif sehingga calon guru berkembang.
"Kami juga meningkatkan monitoring dan evaluasi untuk perbaikan terus menerus. Yang tidak kalah penting, kami memberi dukungan pada guru baru pada waktu awal mereka mengajar," kata dia.
Tanoto Foundation, lanjut Satrijo, selama empat dekade mendorong pendidikan berkualitas dan merambah pada sekitar 2000 sekolah akan terus mendukung program PPG Prajabatan.
"Program ini akan menghasilkan guru profesional untuk pendidikan berkualitas," tutupnya.(*)