Kekayaan Budaya Bisa Membuat Matematika Jadi Menyenangkan

Kekayaan Budaya Bisa Membuat Matematika Jadi Menyenangkan

KORANBERNAS.ID -- Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika menyelenggarakan “International Seminar on Mathematics Teaching and Learning" (lSMaTeL) akan dilaksanakan tanggal 22 - 25 Oktober 2019 di Grand Dafam Rohan Jogja. Seminar dengan tema: Ethnomathematics In Teaching and Learning Process: What, Why, And How? akan berbicara tentang matematika dalam budaya bangsa Indonesia.

lSMaTel merupakan seminar internasional pembelajaran matematika yang pertama kali diselenggarakan oleh PPPPTK Matematika sebagai upaya membuka wawasan guru tentang alternatif inovasi pembelajaran Matematika melalui ajang temu ilmiah level internasional.

Indonesia memiliki keragaman budaya dan hal tersebut merupakan potensi untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. Bentuk-bentuk matematika dalam budaya lokal sering dipandang tidak memiliki kontribusi dalam kehidupan moderen saat ini. sehingga keberadaannya diabaikan. Padahal matematika budaya atau etnomatematika berperan dalam membangun identitas individu serta dapat berperan dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Kepala Bidang Program dan Informasi Dr. Rachmadi Widdiharto, M.A menyampaikan Indonesia yang sangat kaya dengan koleksi artefak yang terkait dengan budaya. Benda-benda budaya ini berisi tentang etnomatematika namun belum banyak dieksplorasi pada disiplin ilmu, khususnya matematika.

"Maka dari itulah kita berusaha menggali dan menaikkan etnomatematik, bagaimana pada konteks budaya dan etnis yang begitu kaya di Indonesia bisa kita integrasikan dalam praktek matematika sehingga stigma negatif yang terkait dengan materi matematika yang sulit dan pemateri yang kurang ramah kita bisa angkat melalui budaya yang sangat kaya ini," paparnya saat temu media Aula Ki Hadjar Dewantara di PPPPTK Matematika, Sleman, Yogyakarta.

Tujuan pelaksanaan seminar ini adalah untuk mendiskusikan isu terkait peluang/tantangan implementasi pendidikan etnomatematika di sekolah bagi guru. Selain itu. seminar ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan bagi guru tentang apa itu etnomatematika. Mengapa etnomatematika perlu diintegrasikan dalam pembelajaran untuk memperbaiki proses belajar Matematika. bagaimana melakukan studi etnomatematika khususnya pada situs budaya dan bagaimana mengembangkannya untuk pembelajaran Matematika di kelas.

Pembicara Seminar/Widyaiswara PPPPTK Matematika Dr. Sri Wulandari Danoebroto, M.Pd menambahkan, bahwa mengkaji budaya untuk belajar matematika dengan kata lain menggugah kesadaran bahwa budaya yang kaya merupakan potensi untuk pembelajaran matematika.

Pada dasarnya, lanjut Sri, studi etnomatematika tidak hanya memerlukan observasi tetapi juga perlu interview. Misalnya saat kita melihat motif batik kawung yang berbentuk elips jika dihubungkan dengan matematika, bahwa elips itu dihasilkan dari intersepsi lingkaran-lingkaran dalam hal ini berarti kita sudah berbicara tentang matematika.

Sri melanjutkan, Tak hanya itu, teknik dasar yang disampaikan oleh perajin batik sangat memungkinkan untuk membuka wawasan baru tentang belajar matematika. nah metode-metode itulah yang akan kita gali secara aktif bahwa tidak hanya representasi mengenai bentuk saja yang kita ekspos tapi juga bisa logika dan filosofi yang terdapat di dalamnya.

"Bahwa orang jawa itu dalam menghasilkan karya seni mereka sangat mengapresiasi gambar flora dan fauna, hal ini sebagai bentuk rasa syukur mereka atas karunia Tuhan Yang Maha Esa. sehingga pada motif kawung itu sebetulnya ide awal dari biji-bijian yang bentuknya seperti elips. artinya jika dihubungkan dengan matematika, batik ini mengajak anak untuk lebih tekun dan teliti," tandasnya.

lSMaTeL akan diikuti sebanyak 200 orang, terdiri dari 34 orang dari KKG/MGMP perwakilan provinsi di lndonesia, enam orang guru yang diseleksi dari paper karya peserta program l000 guru magang keluar negeri (RECSAM Malaysia dan KNUE Korea), 100 orang guru/kepala sekolah/pengawas/dosen/mahasiswa yang mendaftar secara mandiri dan 1O orang guru dari negara Asia Tenggara (selain lndonesia) alumni diklat QlTEP in Mathematics serta 50 orang dari PPPPTK Matematika dan QlTEP in Mathematics. (yve)