Disiapkan Lima Tahun, Muhammadiyah Kini Punya Museum

Disiapkan Lima Tahun, Muhammadiyah Kini Punya Museum

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sebagai salah satu organisasi masyarakat (ormas) terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki banyak dokumentasi sejarah. Belum semuanya terkumpul menjadi satu.

Kini, Muhammadiyah memilik museum yang mampu menampung berbagai dokumentasi sejarah perjalanan pendirinya, KH Ahmad Dahlan. Museum Muhammadiyah berdiri megah di kawasan kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy, meresmikan Museum Muhammadiyah di Kampus UAD, Senin (14/112022). Hadir dalam acara tersebut sejumlah Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Muhadjir mengungkapkan, Museum Muhammadiyah merupakan hadiah dari Presiden Joko Widodo bagi persyarikatan tersebut. Sebagai persiapan, Jokowi melakukan peletakan batu pertama pembangunan museum di kampus Muhammadiyah lima tahun silam.

"Saya dapat tugas dari Pak Jokowi untuk menyelesaikan Museum Hasyim Asyari (pendiri NU) di Jombang. Presiden tanya apakah Muhammadiyah sudah punya museum, saya bilang belum. Kalau begitu Pak Jokowi sampaikan bikin (museum) juga," jelasnya.

Saat Muhadjir menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode lalu, UAD dipilih sebagai lokasi tempat dibangunnya Museum Muhammadiyah. Museum itu diharapkan menjadi titik tolak agar Muhammadiyah semakin berpikir maju ke masa depan.

"Dengan museum ini diharapkan banyak orang bisa mengetahui pendiri  Muhammadiyah," ujarnya.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menjelaskan museum itu menjadi tonggak baru Muhmmadiyah sebagai wujud kontribusi organisasi dalam membangun pilar bangsa agar generasi Indonesia mengenal sejarah bangsa. Museum yang dibuat modern tersebut berisi tentang sejarah Muhammadiyah dari generasi awal.

"Kemudian perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah dan organisasi otonom seperti Hizbul Waton, Aisyiyah yang menjadi penggagas gerakan perempuan pertama di Indonesia Dua lantai lain akan akan ada semacam tempat untuk memutar film-film sejarah," ungkapnya.

Rektor UAD, Muchlas, menambahkan Museum Muhammadiyah memiliki ruang pamer seluas 3.000 meter persegi dan ruang nonpamer dengan luas yang sama. Selain itu, juga ada ruang landscape seluas 1.400 meter persegi.

Museum ini memiliki desain yang ramah anak, perempuan dan lansia serta melibatkan penggunaan teknologi informasi pada benda-benda historisnya.

"Ruang pamer tematik Muhammadiyah untuk bangsa, pengunjung akan disajikan masa lalu, masa kini, dan masa depan," ujarnya. (*)