Gudeg, Bakmi, Bajigur hingga Kaos Luna Maya Laris

Gudeg, Bakmi, Bajigur hingga Kaos Luna Maya Laris

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Menjelang pergantian tahun 2019 ke 2020, Yogyakarta diserbu wisatawan. Bertepatan dengan liburan sekolah, mereka kebanyakan merupakan wisatawan remaja dan pelajar. Tidak sedikit pula wisatawan keluarga.

Malioboro menjadi tujuan wajib. Tulisan Jalan Malioboro yang berada di sebelah selatan teteg kereta api Tugu tak pernah sepi dari mereka yang mejeng mengabadikan momen kunjungan ke kota ini.

Pedagang kaki lima Malioboro pun panen lantaran kebanyakan wisatawan remaja berburu suvenir murah meriah. "Lumayan. Omzet meningkat. Cuma berapa persen susah menghitung," kata seorang pedagang kaos "tembakan" di sektor utara jalan masuk parkiran Kidul Pasar Beringharjo Yogyakarta menjawab pertanyaan koranbernas.id, Minggu (29/12/2019).

Deretan pedagang teregristrasi dengan gerobak bernomor PKL itu memang kebanjiran pembeli. Juga penjual oleh-oleh khas di depan pasar tersebut.

"Meski aneka kuliner bertebaran di mana-mana, kami sempat kesulitan mencari tempat makan. Di wilayah Kotabaru keliling dua kali tidak kebagian tempat, akhirnya muter lagi dan dapat di daerah Gejayan," kata Wahyu yang berlibur dari Jakarta bersama suami dan anaknya.

Dia memang cenderung mencari rumah makan yang agak gede dan pasang tarif. Cerita yang banyak beredar wisatawan dithuthuk pedagang kaki lima tanpa tarif membuat dia memilih di tempat yang harganya lebih pasti.

Omzet berlipat

Salah satu tempat makan yang tidak pernah sepi pembeli adalah Bakmi Kadin Bintaran Kulon yang moncer setelah dipanggil ke istana presiden Jakarta pada era Presiden Soeharto waktu itu.

Dengan minuman bajigur sebagai pendamping, lengkaplah daya tariknya terutama mereka yang ingin bernostalgia, mengenang ketika masih kuliah atau tinggal di Yogyakarta.

"Ya memang pembeli terus datang silih berganti sejak siang sampai tutup hampir tengah malam," kata seorang pelayan bernama Deni.

Pada hari biasa rata-rata pendapatan dalam kisaran Rp 10 juta, musim liburan ini omzetnya bisa dua kali lipat.

Dengan lima orang juru masak, meski pembeli selalu penuh, tapi mereka tidak menunggu terlalu lama. Waktu tunggu itu juga terasa tidak begitu lama, terutama pembeli malam hari dihibur grup musik menampilkan lagu-lagu keroncong. Pengunjung pun boleh tampil menyanyi.

Kaos Luna Maya

Tempat yang juga banyak dikunjungi terutama kaum milenial adalah gerai milik artis Luna Maya yang memamerkan banyak sekali Moge alias Motor Gede. Lokasinya di sebelah Kopi Siloel Kotabaru.

Motor merk Harley Davidson (HD) itu menebar pesona. Di tempat itu Luna Maya menyediakan kaos berlogo HD. Desainnya aneka model.

Menurut Dimas yang malam itu bertugas di sana, harganya paling murah Rp 300.000, tapi banyak yang memburu terutama mereka yang terbiasa tampil dengan identitas merk tertentu.

Selain kaos, juga tersedia aneka busana termasuk jaket. "Meski tidak murah tapi banyak peminatnya," kata Dimas lebih lanjut.

Selama liburan akhir tahun ini omzet meningkat sekitar 40 persen. "Ya lumayan kok," kata dia.

Setiap liburan panjang Yogyakarta pasti dibanjiri wisatawan, banyak orang diuntungkan hampir di semua lini dan sektor. Termasuk para pengusaha gudeg di Jalan Wijilan. Mereka bisa meraup untung. Tentu saja mereka yang jeli melihat peluang. (sol)