Droping Air Berlanjut Sampai Kemarau Berakhir
KORANBERNAS.ID -- Untuk mengatasi dampak kekeringan di sejumlah daerah di Provinsi DIY, Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY menggalakkan program droping air bersih secara intensif.
Sampai pekan terakhir September 2019, Selasa (24/9/2019), tercatat lembaga kemanusiaan itu mampu menuntaskan droping air bersih sejumlah 1 juta liter.
Kepala Cabang ACT DIY Bagus Suryanto mengatakan, keberhasilan itu berkat ikhtiar semua pihak dibantu para relawan MRI (Masyarakat Relawan Indonesia).
Selama ini droping air bersih difokuskan wilayah Gunungkidul karena kabupaten itu wilayah terdampak paling parah.
Setidaknya 14 dari 18 kecamatan mengalami kekeringan atau sebanyak 134 ribu jiwa terdampak kekeringan.
Wilayah lain juga mendapat droping air bersih walaupun porsinya lebih sedikit seperti di Kecamatan Dlingo Bantul serta beberapa kecamatan di Kabupaten Kulonprogo.
Ketua Bidang Implementasi Program, Kharis Pradana, menambahkan setelah mencapai 1 juta liter tidak berarti program droping air bersih dihentikan.
“InsyaAllah program ini akan terus dilanjutkan hingga musim kemarau berakhir, rata-rata 24 tangki per minggu,” terangnya.
Droping air bersih sudah dilakukan di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Bantul dengan total 16.000 liter atau empat tangki.
Dari data BMKG DIY, Bantul merupakan wilayah yang tidak mengalami hujan paling lama yaitu lebih dari 90 hari tidak turun hujan.
Selain droping air, ACT DIY juga fokus membangun sumur wakaf untuk mengentaskan permasalahan kekeringan di sejumlah wilayah di DIY.
Saat ini sudah ada 20 sumur wakaf yang dibangun, dua titik di Kota Yogyakarta dan Bantul serta 18 titik di Gunungkidul.
Sumur wakaf ke-20 dibangun di Desa Playen Kecamatan Playen Gunungkidul, dijadwalkan selesai pekan ini.
Diperkirakan wilayah DIY terutama Gunungkidul memasuki musim hujan November mendatang.
“Kami mengajak para dermawan bahu-membahu mengirimkan bantuan terbaik untuk saudara-saudara terdampak kekeringan,” kata Bagus Suryanto. (sol)