Di Kampung Ini, Sepanjang Penggal Jalan Ditanami Sayuran
KORANBERNAS.ID -- Ada yang menarik di Jalan Nogosari Lor Kelurahan Kadipaten Kota Yogyakarta, Minggu (20/10/2019). Bukan hanya jalan itu ditutup untuk umum tetapi juga kiri kanan sepanjang penggal jalan dipenuhi tanaman sayuran maupun buah-buahan yang tumbuh sangat subur.
Di tengah jalan ada aneka tanaman perdu ditata melingkar. Selain sayuran, terdapat pula budi daya padi belut sistem perkotaan.
Meski tinggal di kawasan perkampungan padat sehingga tidak memiliki lahan pertanian, hari itu warga setempat bergembira penuh semangat meresmikan Agro Wisata Kuliner.
Wakil Walikota (Wawali) Yogyakarta Heroe Poerwadi didampingi Sugeng dari Dinas Pertanian, Camat Kraton Widodo dan sejumlah pejabat memanen berbagai jenis sayuran.
Mereka memetik lombok merah dan rawit dari pohon yang penuh buah, serta sayuran lainnya. Di ujung barat Wawali memanen tanaman kobis bunga yang berbunga merekah.
"Saya mengapresiasi semangat ibu-ibu yang gemar menanam sayur. Tidak hanya kawasan menjadi indah tetapi di sini juga sudah meningkat lagi ke usaha kuliner dengan memanfaatkan hasil tanaman sendiri," kata Wawali menjawab pertanyaan koranbernas.id.
Selain sehat karena menggunakan pupuk organik, juga mampu meningkatkan pendapatan warga. Termasuk penjualan bibit yang banyak dibutuhkan.
Ini merupakan bagian dari Program Kampung Sayur dan Lorong Sayur yang dicanangkan Heroe beberapa bulan lalu dan ternyata memperoleh sambutan warga Kota Yogyakarta.
Saat ini, semangat itu sudah merata di 45 kalurahan dengan tingkat kemajuan yang berbeda-beda. Dia berharap akan terus berkembang ke seluruh bagian kota disertai semangat yang tinggi.
Diskusi antara pegiat dan pejabat pertanian. (arie giyarto/koranbernas.id)
Kuliner Sabtu
Kawasan hijau itu tidak lepas dari peran Ny Atiek Susilowati selaku Ketua Kontak Tani dan Nelayan sekaligus pemilik kebun bibit Naga Asri. “Dari 20 KK yang tinggal di Jalan Nogosari Lor, ada 18 yang aktif,” ungkapnya.
Sebenarnya program ini sudah diawali Kelompok Tani Dewasa tahun 2000 lalu, berlanjut dan berkembang seperti sekarang.
"Kami sebenarnya diminta untuk membuka kuliner dengan memanfaatkan hasil kebun setiap Sabtu," kata Atiek.
Tetapi karena saat ini menyongsong musim hujan, dia khawatir tanaman akan banyak yang busuk. Atiek minta waktu sampai jelang musim kemarau mendatang yang diharapkan suplai sayuran warga lebih stabil dan berkualitas.
Hanya saja untuk semacam simulasi dia bersama warga pernah menyiapkan salah satu lokasi Blusukan Dodolan yang diikuti Walikota atau Wawali bersama seluruh pimpinan dinas di lingkup Pemkot Yogyakarta.
Jamuan makan siang Minggu itu pun sebagian besar memanfaatkan hasil usaha warga. Di antaranya sop dengan aneka sayuran, lele, ayam goreng, trancam, balado terong, aneka lalapan segar berbagai sayur mentah.
Sri Handayani dengan dua anaknya di antara sebagian tanaman miliknya. (arie giyarto/koranbernas.id)
Merasa senang
Ny Sri Handayani, pemilik tanaman kobis bunga merasa senang hasil karyanya terpilih dipanen Wawali. Menanam kobis bunga, menurut dia, gampang-gampang susah. Karena ada hama tikus yang sangat menyukainya.
"Yang itu bekas dimakan tikus," kata wanita asal Bayat Klaten yang sudah lama tinggal di kawasan itu sambil menunjuk salah satu pot tanaman. Meski masih bisa diselamatkan tapi hasilnya tidak maksimal.
Ny Sri mengaku belum merasakan hasil penjualan tetapi untuk keperluan sendiri sangat terasa.
“Kalau mau nyambel lomboknya tinggal petik. Juga mau bikin sop, kobis, loncang, seledri, wortel dan tomat juga sudah ada,” ujarnya.
Ada pula beberapa sayuran yang dia tanam. Apalagi penanaman sayuran ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemkot. Mulai dari bibit, pot, polybag dan media tanam.
Bbibit juga banyak dibantu oleh Ny Atiek. Bisa ambil dulu, kalau sudah panen dijual baru bayar, lalu mengambil bibit baru lagi.
Melihat kegiatan warga setempat akan memberikan manfaat ganda, lingkungan hijau bernuansa sejuk dan kalau ditekuni bisa juga menambah pendapatan, diharapkan warga berdalih tidak ada lahan.
Rata-rata kepemilikan lahan perkoatan memang sempit. Apalagi di permukiman padat. Tetapi jangan biarkan yang sempit itu lantas tidak diolah. Tinggal disesuaikan jenis tanaman dan besaran tempat tanaman tumbuh. Selamat berkebun. (sol)