Cerita Sopir Taksi Online Dibayar Gula oleh Penumpangnya

Cerita Sopir Taksi Online Dibayar Gula oleh Penumpangnya

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA --  Terbilang empat tahun lebih Robertus Satya Swandaru Wibowo bergabung menjadi mitra pengemudi GrabCar. Hal itu dilakoninya di sela-sela aktivitasnya sebagai pegawai kantoran salah satu perusahaan swasta di Yogyakarta.

Selain menambah penghasilan, pria yang akrab disapa Satya ini memilih menjadi pengemudi GrabCar juga untuk menambah pengalaman baru. Selama pandemi, ada banyak cerita tatkala mengantar penumpang, salah satunya sempat dibayar gula.

Saat itu, dia baru saja pulang dari Klaten mengantar penumpang. Saat melintasi Kalasan Sleman petang hari, aplikasinya berdering menampilkan notifikasi permintaan pengantaran dengan tujuan sebuah rumah sakit di Yogyakarta. Tanpa pikir panjang, Satya langsung menyanggupi permintaan jasa tersebut.

“Ternyata penumpang tersebut merupakan pasien Covid-19. Ibu tersebut menelepon menjelaskan keadaannya hanya bisa bayar secukupnya, nggak sesuai aplikasi. Mungkin memang sedang kesulitan, saya nggak masalah," ungkapnya, Kamis (28/10/2021).

Sesampainya di rumah sakit, rupanya penumpang itu hendak membayarnya dengan gula. Satya menolak dan meminta ibu tersebut menyimpan gulanya karena dia ikhlas mengantar. "Kadang kalau kita kerja itu, untuk beberapa sisi, ya untuk kemanusiaan juga," kata dia.

Satya menambahkan pada awal pandemi memang banyak penumpang tidak berkata jujur dirinya terpapar. Namun tak jarang juga sejak awal pemesanan penumpang memberitahukan dirinya merupakan pasien Covid-19. “Awalnya saya sangat khawatir tapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan adanya GrabProtect saya semakin berani dan percaya diri mengantarkan penumpang sampai tujuan,” jelasnya.

Satya merasa terbantu dengan adanya layanan ganti tujuan di aplikasi GrabCar. Dia tetap bisa mengantar penumpang ke rumah sakit lain yang memiliki ketersediaan kamar, bahkan pernah menempuh perjalanan tiga jam berpindah mencari rumah sakit yang bisa menerima pasien Covid-19.

Cara tersebut diperoleh bapak satu anak ini setelah mengikuti berbagai pelatihan di GrabAcademy. Satya tahu betul bagaimana memberikan pelayanan terbaik, menerapkan protokol kesehatan agar tidak memiliki potensi penularan virus.

“Bersyukur sejauh ini saya sehat. Jika ada menerima pesanan dari penumpang yang mengaku maupun tidak mengaku positif Covid-19, tetap saya perlakukan sama asal sesuai protokol kesehatan. Bisa dibilang pada masa pandemi ini kita anggap semua orang memiliki potensi terpapar, yang penting tetap waspada,” ucapnya.

Sigap memberikan pertolongan dan melayani terhadap penumpang memang sudah keseharian Satya yang bekerja sebagai mitra pengemudi GrabCar.

“Bekerja sampingan menjadi pengemudi sopir taksi online merupakan salah satu cara buat saya mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga,” jelasnya.

Mengingat statusnya pegawai kantoran, Satya harus pintar-pintar mengatur waktu mengantar penumpang. Pria ini mengawali langkahnya dari rumah di Trimulyo Jetis Bantul dan bergegas menuju pangkalan favoritnya di Stasiun Tugu Jogja untuk menanti calon penumpang. Tepat pukul 09:00 dia mulai bergeser ke kantornya di Jalan Magelang Sleman.

“Biasanya sebelum matahari terbit, saya sudah mulai berangkat dan menyalakan aplikasi agar mendapatkan penumpang lebih awal sebelum saya masuk kantor. Terkadang merasa sedih, karena tidak bisa menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Pagi menjadi pengemudi taksi online, siangnya bekerja di kantor sehingga sesampainya di rumah sudah gelap,” kata dia. (*)