Sukamto Menangis Dikunjungi Soni dan GPM

Sukamto Menangis Dikunjungi Soni dan GPM

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Hanya tergolek di atas kasur akibat stroke yang dideritanya sejak beberapa tahun terakhir, Sukamto (75) warga Dusun Sorowajan Kalurahan Banguntapan menangis saat menerima kedatangan DPC Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Bantul dipimpin ketuanya Soni Maryanto dan Sekjen DPD GPM DIY Fokki Andrianto, Kamis (28/10/2021).

Kedatangan rombongan itu untuk menyerahkan paket sembako dan uang tali asih kepada Sukamto sekaligus sebagai cara GPM Bantul memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober. “Bagaimana kita sebagai generasi muda  berbuat yang terbaik bagi masyarakat, terlebih mereka yang membutuhkan,” kata Soni.

Selain ke Sorowajan, Soni juga membagikan paket sembako dan uang tali asih melalui gerakan bertajuk Peduli Orang sakit dan Jompo ke Padukuhan Gatak, Wonocatur, Plumbon, Jeruk Legi, Pandansari, Karangsari, Jurugentong, Tegal Mulyo, Pelem Wulung dan Padukuhan Jomblangan.

“Gerakan ini murni dari saya pribadi sebagai ketua GPM. Ini adalah bentuk pengabdian saya bagi kepentingan kemanusiaan, sosial dan kemasyarakatan," katanya.

Untuk semakin menguatkan tekatnya, Soni mengatakan siap bertarung dalam Pemilihan Lurah (Pilur) 2022 atau tahun depan. Hal itu juga telah dideklarasikan Soni sebelum kegiatan baksos dengan cara berkeliling mendatangi penerima ke penerima yang lain.

“Niat saya adalah ingin hidup yang memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi masyarakat. Ingin mengabdikan diri saya, pikiran, tenaga dan waktu bagi kepentingan yang lebih besar,” katanya.

Dirinya ingin meniru dan meneladani pendahulu yang banyak berbuat bagi bangsa dan negara. “Dalam baksos ini saya juga menyasar ke Eks Pasanda atau eks Satgas PDI Perjuangan. Mereka adalah orang-orang yang ikut berkontribusi bagi berkembangnya marhaenis nasionalis dan ikut mendukung PDI Perjuangan,” tambah Soni.

Salah seorang penerima bantuan, Waluyo Jati (65) mengaku bersyukur atas bantuan yang diberikan. “Terima kasih atas bantuan mas Soni dan GPM," kata Waluyo.

Eks Pasanda ini juga sakit dan tidak bisa beraktivitas seperti orang lain. Waluyo menghabiskan waktu dengan duduk dan tiduran saja. (*)