Bupati Sleman Mengingatkan Bahaya Bakar Sampah Plastik

Sleman merupakan penyumbang sampah terbanyak di TPA Piyungan, 320 ton per hari.

Bupati Sleman Mengingatkan Bahaya Bakar Sampah Plastik
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menghadiri sosialisasi pengelolaan sampah mandiri di Pasar Tempel, Jumat (25/8/2023). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Setelah TPA Piyungan ditutup mulai Juni hingga September 2023, Pemerintah Kabupaten Sleman berupaya menangani dan mencegah adanya timbulan sampah.

Salah satunya melalui sosialisasi pengelolaan sampah mandiri kepada masyarakat umum.

Melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Pemerintah Kabupaten Sleman menyelenggarakan Sosialisasi Pedagang Pasar “OBAH” atau Olah dan Bersihkan Sampah bagi para pedagang di Pasar Tempel, Jumat (25/8/2023). Sosialisasi tersebut digelar sebagai upaya optimalisasi pengelolaan sampah terutama di pasar.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo  menyampaikan Kabupaten Sleman merupakan penyumbang sampah terbanyak di TPA Piyungan, 320 ton per hari.

ARTIKEL LAINNYA: Festival UMKM Sembada 2023 untuk Promosikan Produk UMKM Sleman

Ini karena Sleman memiliki penduduk terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 1,1 juta jiwa ditambah dengan 300 ribu pendatang. Pasar pun tidak luput dari perhatian karena menjadi salah satu penyumbang sampah di kabupaten ini.

“Saya berharap agar para pedagang di sini dapat memilah-milah sampah baik itu kertas, plastik, maupun sampah organik,” jelas Kustini.

Menurut dia, para pedagang dan pembeli tidak dilarang menggunakan plastik, tetapi agar mengurangi penggunaan plastik di pasar.

Peran para pedagang maupun pembeli untuk memanfaatkan tas belanja, lanjut dia, akan sangat berharga untuk mencegah adanya timbulan sampah.

ARTIKEL LAINNYA: RS AMC Muhammadiyah Lengkapi Fasilitas Canggih dengan Harga Terjangkau

“Akan lebih baik jika sampah-sampah plastik dapat didaur ulang atau dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna. Saya juga berharap kepada Bapak Ibu semua dapat menunjukkan bahwa Sleman itu kabupaten yang sehat dan bersih serta memiliki warga yang peduli kepada lingkungan,” kata Kustini.

Dia menegaskan agar para pedagang di Pasar Tempel dapat menjadi pioner pemilahan sampah di pasar dan bisa saling mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Kustini mengingatkan jangan membakar sampah plastik, asapnya berbahaya bagi kesehatan.

Sejalan dengan hal tersebut, Haryadi selaku praktisi lingkungan yang memberi pelatihan pengelolaan sampah kepada pedagang Pasar Tempel menyatakan benar asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah plastik mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan terutama paru-paru.

ARTIKEL LAINNYA: Penuh Gelak Tawa, Anggota DPR RI Sukamto Undang 52 Janda Saat Sosialisasi Obat dan Makanan

Untuk mencegah pembakaran maupun pembuangan sampah sembarangan, Haryadi menjelaskan masyarakat dapat menggunakan alat makan dan minum pribadi, menggunakan tas belanja, membatasi penggunaan kantong plastik, membuat lubang biopori, hingga membentuk bank sampah.

Tak hanya itu, dia menjelaskan setiap lapisan masyarakat dapat melakukan pemilahan dan daur ulang sampah secara mandiri baik itu sekolah, kampus, kantor, hingga permukiman.

“Ada beberapa manfaat yang bisa kita rasakan sendiri jika mengelola sampah, misalnya mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah hingga membantu menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih,” tegasnya. (*)