BNNK Sleman Akui Sleman Rawan, Banyak Mahasiswa, Hiburan Malam dan Kos

Masyarakat agar waspada terhadap modus peredaran narkoba yang terus berkembang seiring kemajuan teknologi

BNNK Sleman Akui Sleman Rawan, Banyak Mahasiswa, Hiburan Malam dan Kos
Kepala BNN Kabupaten Sleman Kombes Teguh Tri Prasetyo menjelaskan capaian hasil kinerja tahun 2024 BNNK Sleman pada Selasa (24/12/2024). (nila hastuti/ koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sleman telah melakukan berbagai upaya pemberantasan, yaitu dengan melakukan Joint Investigation dengan BNN Provinsi DIY dalam kegiatan penyelidikan dan penyidikan kasus tindak pidana narkotika di wilayah Kabupaten Sleman.

Melalui langkah ini, BNN Sleman berhasil mengungkap 8 Berkas Perkara kasus sepanjang tahun 2024 yang melibatkan 8 orang tersangka dengan barang bukti ganja dan shabu. 

“BNN Kabupaten Sleman juga telah melaksanakan asesmen tindak pidana narkotika, melalui Tim Asesmen Terpadu (TAT) terhadap tersangka tindak pidana narkotika dari penyidik yang menangani tindak pidana,” kata Kombes Teguh Tri Prasetyo, Kepala BNN Kabupaten Sleman, Selasa (24/12/2024).

Menurut Teguh, BNNK Sleman melaksanakan pembentukan penggiat anti narkoba berjumlah 60 orang yang terbagi dalam 2 lingkungan. Di antaranya yang terdiri dari 30 orang dari lingkungan pendidikan yang terdiri dari 30 orang perwakilan dari sekolah tingkat SD dan SMP, kemudian 30 orang dari lingkungan masyarakat yaitu perwakilan PKK, Karang Taruna, Satgas Anti Narkoba, Kader Posyandu dan Linmas. 

“Selain itu, dalam upaya pemberdayaan masyarakat, BNN Kabupaten Sleman juga mendayagunakan peran serta masyarakat guna menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba, baik dengan sosialisasi bahaya narkoba maupun pelaksanaan uji narkoba,” jelas Teguh.

Dalam tahun ini lanjut Teguh, BNN Kabupaten Sleman telah melaksanakan tes uji narkotika kepada 646 orang yang terbagi pada instansi pemerintah sebanyak 193 orang, dunia usaha/ swasta 393 orang dan lingkungan pendidikan 60 orang. 

“Dari kegiatan tes uji narkotika tersebut didapatkan 1 orang terindikasi positif dari sektor swasta yang kemudian ditindak lanjuti dengan proses asesmen melalui klinik Pratama Sembada Bersinar,” jelas Teguh. 

Selain itu, BNNK Sleman terus berupaya untuk menyampaikan sosialisasi P4GN kepada masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, tim BNNK Sleman melakukan kegiatan Eling (Edukasi Keliling) menggunakan mobil dayamas diberbagai wilayah Kabupaten Sleman, Merapat (Melayani Masyarakat Setempat) setiap hari Selasa di Kalurahan Condongcatur, dan juga menyebarluaskan informasi terkait P4GN melalui program Tenar (Teras Edukasi Narkoba).

Program ini dilaksanakan setiap Jumat di jalan Depan Kantor BNNK Sleman. Selain itu setiap Minggu pada awal bulan BNNK Sleman juga memberikan informasi dan edukasi melalui kegiatan car freeday di Lapangan Pemda Sleman. 

“Adapun jumlah sasaran penerima kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan sebanyak 38.580 orang terpapar informasi P4GN selama tahun 2024, hal ini diharapkan kesadaran masyarakat akan lebih meningkat terkait kewaspadaan dan perlindungan diri dan keluarga dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” tutur Teguh. 

Sementara menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, tim gabungan TNI, Polri, dan BNN Kabupaten Sleman juga menggencarkan operasi penyalahgunaan narkoba.

“Sasarannya terutama lokasi rawan seperti tempat hiburan, kos-kosan, dan apartemen. Kita sasar tempat yang prevalensi peredaran narkobanya tinggi, seperti kos-kosan dan apartemen, mengingat tidak setiap orang bisa bebas masuk, harus izin. Termasuk di tempat-tempat hiburan dan karaoke,” kata Teguh. 

Diungkapkan Teguh, belum lama ini, tim gabungan yang terdiri dari unsur Polres, Kodim, dan BNN Sleman melakukan melakukan operasi di Lapas Narkotika Sleman. Dalam razia tersebut, tidak ditemukan hal-hal yang signifikan. Hanya ada temuan beberapa barang yang tidak diperbolehkan tapi sudah dibersihkan.  

Teguh mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap modus peredaran narkoba yang terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Sekarang ini, modusnya lebih banyak lewat media sosial, sehingga menimbulkan missing link atau tidak tahu kepada siapa memesan.

Setelah itu baru diberitahu lokasi penempatan barang tanpa mengetahui siapa yang menaruhnya.

“Sleman termasuk tinggi potensi kerawanan penyalahgunaan narkoba karena banyak mahasiswa, tempat hiburan malam, dan kos-kosan. Kami terus upayakan pencegahan lewat koordinasi dengan perangkat hingga level bawah,” pungkas Teguh. (*)