Berusia 67 Tahun Terus Menanamkan Nilai Budaya
KORANBERNAS.ID -- Sekolah Menengah Atas (SMA) 10 Yogyakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang cukup tua di Yogyakarta. Sekolah yang awalnya bernama SMA ABC didirikan oleh Fakultas Sastra jurusan Pedagogik Universitas Gadjah Mada pada 1 September 1952.
67 tahun berlalu, sekolah ini banyak berganti nama dan tempat. Hingga pada 1974 sekolah ini pindah ke jalan Gandekan no 5 Yogyakarta hingga sekarang. Selain terus meningkatkan prestasi akademik sekolah ini juga terus menanamkan nilai kebudayaan pada para siswanya.
Kepala Sekolah SMA 10 Basuki, mengakui pendalaman budaya tak kalah pentingnya dibanding eksakta. SMA 10 termasuk salah satu sekolah yang diwajibkan ada pelajaran bahasa Jawa dan pendukungnya. Hal ini termasuk pelestarian budaya yang merupakan program pemerintah daerah.
Mengajarkan bahasa jawa kepada beragam siswa memang merupakan tantangan tersendiri, terlebih siswa SMA 10 tak hanya berasal dari jawa.
"Awalnya tantangan yang sangat berat karena untuk mengajarkan bahasa Jawa ke orang Jawa saja cukup sulit. Tapi kini kami yang sudah memiliki kiat-kiat khusus yang terbukti ampuh, bahkan anak Papua saja mampu menguasai, hasilnya, mereka bisa ikut dalam komunitas ketoprak sekolah," papar Basuki.
"Disamping itu, sekolah selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang berbasis kearifan lokal. Bagaimana hal ini menjadi sangat penting sekali, karena jika tidak dibangkitkan lagi tentu ada kekhawatiran bahwa budaya bangsa ini akan hilang, termasuk budaya Yogyakarta," lanjutnya.
Maka lanjut Basuki, dalam peringatan ulang tahun ke 67 sekolah pun pihaknya menggelar beberapa lomba yang kental dengan kebudayaan khususnya Yogyakarta. Lomba tersebut antara lain, lomba nembang, wiru jarik dan sebagainya.
"Hal ini tentu dalam rangka untuk melestarikannya, kemudian dari pelajaran tersebut bisa kita kembangkan ide dan tingkatkan sehingga harapannya generasi muda itu memiliki andil terhadap budayanya sendiri, budaya daerah dan budaya nasional," tandasnya.