Begini Cara Asik Pemuda Santren Melawan Aksi Klithih

Begini Cara Asik Pemuda Santren Melawan Aksi Klithih

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Aksi kekerasan jalanan atau klithih yang kembali marak akhir-akhir ini menuai keprihatinan masyarakat. Sebagai bentuk penanggulangan aksi klithih, Karangtaruna Padukuhan Santren, Gejayan, Caturtunggal, Depok, Sleman mencetuskan gerakan sosial “Tolak Aksi Kekerasan Jalanan”.

Pengagas gerakan sosial ini yang sekaligus Ketua Karangtaruna Padukuhan Santren, Calvin Bagus Pratama mengatakan, konsep gerakan yang dicetuskannya sederhana. Yaitu, menciptakan tempat dan aktivitas positif yang asik, sesuai dengan karakter kalangan milenial atau generasi muda saat ini.

Calvin menjelaskan, gerakan sosial diawali dari deklarasi atau pernyataan bersama pemuda di kampungnya untuk menolak aksi kekerasan jalanan, dan membentuk paguyuban “Gejayan Dadi Siji”. Kemudian gerakan diperluas menyasar kepada anak-anak muda, khususnya kalangan remaja usia sekolah di sekitar kampung.

“Kita tahu bahwa hampir setiap sekolah tingkat SMA bahkan SMP, biasanya ada semacam genk. Itu sasaran utama gerakan ini. Kami mencoba agar bisa mengalihkan dari asik berkeliaran di jalanan, menjadi asik kongkow di satu tempat untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, tapi tidak merugikan masyarakat. Yang penting melokalisir atau menyempitkan ruang gerak dulu agar lebih mudah diawasi,”ujar Calvin sebagaimana rilis yang dikirimkan ke koranbernas.id, Kamis (14/4/2022).

Selain kalangan pemuda dan pelajar di lingkungan padukuhan, gerakan sosial tolak aksi kekerasan jalanan juga menyasar komunitas hobi. Ada yang hobi game, musik, olah raga, motor, penggemar burung dan sebagainya.

Kampanye anti klithih digencarkan juga melalui sosial media, terutama grup-grup komunitas hobi. Konten yang diunggah juga dengan cara-cara milenial, seperti meme dengan seruan “Jogja Adem Ayem Harga Mati”, “Daripada Nglitih Mending Ngopi” dan sebagainya. Selain itu juga mengunggah informasi-informasi event hobi, atau melempar wacana menggelar event komunitas, meski dalam skala kecil. Hal itu untuk lebih menyibukkan anak-anak muda ke hal-hal positif,

“Jadi edukasi yang kami lakukan adalah dengan cara yang asik. Sebab para pelaku kejahatan jalanan perlu diberi ruang yang lebih mengasyikkan tapi tidak membahayakan masyarakat. Kalau caranya kaku atau bahkan dengan keras juga, malah kontraproduktif,” ujar Calvin.

Ia menambahkan, menanggulangi aksi kekerasan jalanan perlu peran aktif anak-anak muda. Terlebih dalam banyak kasus klithih pelakunya masih remaja usia sekolah.

“Nah, dengan adanya gerakan tolak aksi kekerasan jalanan oleh anak muda yang memiliki kesadaran, jadi lebih bisa nyambung komunikasinya. Harapannya, mereka yang tadinya asik di jalanan bisa terinspirasi, kita bawa menjadi asik di ruang-ruang kreatif yang tidak merugikan masyarakat,” pungkasnya. (*)