Banguntapan Tertinggi, Warga Jangan Takut Divaksin

Banguntapan Tertinggi, Warga Jangan Takut Divaksin

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Anggota Komisi C DPRD DIY, Amir Syarifudin, mengatakan masyarakat tidak perlu takut untuk divaksin karena aman. Juga bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh dan turut serta dalam menekan laju Covid-19 di tanah air.

“Kondisinya sekarang ngeri. Saya nangis. Begitu banyak yang meninggal. Bahkan banyak yang harus antri untuk mendapat ambulans untuk pengantaran jenazah. Saya contohkan kejadian di RS Sardjito beberapa hari lalu, yang meninggal waktu itu lebih dari 60 dan jenazah menumpuk, petugas kewalahan. Jadi mari kita bersama berperan serta agar pandemi ini segera berakhir. Salah satunya dengan mengikuti vaksinasi,” kata Amir saat menghadiri vaksinasi bagi warga Jagangrejo RT 04, Pelemwulung, Banguntapan, Bantul, di rumah kepala Dukuh Agid Sulaksono, Selasa (6/7/2021).

Untuk semakin meyakinkan bahwa vaksin tersebut aman, istrinya, Lilis Juniati, yang juga menjadi ketua TP PKK RT 04 ikut vaksin bersama warga yang lain. Begitu pun tokoh masyarakat dan tokoh agama ikut menyukseskan vaksin hasil kerja sama dengan Puskesmas Banguntapan II dengan target sasaran 150 orang.

“Yang ikut vaksin di sini mulai usia 40  tahun ke atas, hingga Lansia. Kalau saya sendiri sudah vaksin di DPRD DIY,” kata politisi PKS tersebut.  Vaksin yang digunakan adalah Sinovac.

“Dalam kondisi  sekarang, upaya yang bisa dilakukan adalah memperbanyak vaksinasi. Selain tentunya masyarakat taat pada aturan, termasuk dalam PPKM Darurat, 3 hingga 20 Juli,” tandas Amir.

Sementara itu Panewu Banguntapan, Drs Fauzan Muarifin, mengatakan Kapanewon Banguntapan adalah wilayah dengan kasus Covid-19 tertinggi di Kabupaten Bantul. Hingga berita ini diturunkan, jumlah yang masih dirawat maupun menjalani isolasi 1.196  orang dan meninggal 70 orang.

“Tingginya kasus meninggal dunia tentu menjadi keprihatinan kita bersama sehingga perlu kesadaran bagaimana kita taat kepada aturan yang telah dibuat. Juga melakukan vaksinasi sebagai ikhtiar kita untuk meningkatkan imunitas tubuh,” kata Fauzan.

Menurutnya, saat ini para relawan dan FPRB mengalami banyak kendala dalam penanganan pandemi . Misal mengenai penyediaan armada untuk membawa jenazah, lalu mencari peti dan juga keterbatasan yang lain.

“Saya pernah tengah malam ditelpon relawan kekurangan armada dan saya persilahkan untuk menggunakan kendaraan dinas Panewu yang selalu saya tinggal di kantor,” katanya.

Kapanewon Banguntapan juga menyetok kantong jenazah, dimana relawan ataupun FPRB sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan kantong jenazah saat dibutuhkan.

Sementara terkait vaksinasi di padukuhan, Panewu Fauzan sangat mendukung. Sebab selama ini tingkat kehadiran Lansia di Puskesmas untuk vaksinasi baru 30 persen.

“Mungkin karena tingkat mobilitas, jadi tingkat kehadiran baru 30 persen. Adanya vaksinasi ini tentu kita dukung dan apresiasi,” katanya. (*)