Akhirnya Bangunjiwo Miliki Ambulans Sendiri

Akhirnya Bangunjiwo Miliki Ambulans Sendiri

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Keinginan Lurah Bangunjiwo untuk memiliki mobil ambulans sendiri akhirnya terwujud. Tak disangka, salah satu kalurahan di Kecamatan Kasihan Bantul ini menerima bantuan ambulans dari Yayasan Jito Medika Indonesia, Kamis (8/4/2021).

Bantuan tersebut merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) Yayasan Jito Medika Indonesia, bekerja sama dengan produsen masker Jito PT Maesindo Indonesia. Bantuan diserahkan Ketua Yayasan Jito Medika Indonesia Thomas Suji Antoro kepada Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo, kemudian diteruskan ke Lurah Bangunjiwo.

Menurut Thomas, bantuan tersebut untuk mengejewantahkan visi dan misi yayasan agar dapat berkontribusi dalam layanan kesehatan masyarakat, pendidikan, lingkungan hidup dan perlindungan konsumen.

“Pemberian mobil ambulans ini untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat,” katanya melalui rilis yang diterima koranbernas.id, Jumat (9/4/2021).

Bantuan ambulans merupakan pilihan yang tepat saat masyarakat menghadapi pandemi Covid-19. “Ambulans ini kami serahkan ke Kalurahan Bangunjiwo. Semoga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik,” kata Thomas.

Lurah Bangunjiwo, Parja, mengatakan kalurahan sudah sejak lama ingin memiliki mobil ambulans sendiri. Tujuannya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, khususnya di bidang kesehatan.

Alhamdulillah harapan kami dapat dipenuhi oleh Yayasan Jito. Ambulans ini akan kami gunakan sesuai kebutuhan masyarakat. Akan kami rawat sebaik-baiknya,” ujarnya.

Sedangkan Joko Purnomo mengapresiasi bantuan unit ambulan tersebut. Menurutnya, Masker Jito yang berlokasi di Bangunjiwo memahami betul kebutuhan masyarakat. “Ini bagian penting, Bantul sangat ramah investor dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Joko.

Joko berharap, investor lainnya meniru Yayasan Jito dan PT Maesindo memberikan CSR-nya melalui kalurahan, agar manfaatnya dapat dirasakan betul oleh masyarakat.

“Seperti mobil ambulans ini, menjadi bukti kongkret CSR yang diberikan kepada masyarakat sehingga manfaatnya bisa dirasakan masyatakat,” ujar Joko.

Direktur Teknis & Business Development PT Maesindo Indonesia, Mara Osca Herdiana, mengatakan setiap bulan rata-rata masker yang diproduksi 20 juta lembar. Jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan masker bagi 270 juta orang penduduk Indonesia.

Meski tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan masker di Indonesia, Jito terus bekerja sama dengan manufaktur lainnya, membentuk ekosistem untuk berupaya terus menyuplai kebutuhan masker di dalam negeri.

“Produksi masker dan APD ini tentu saja untuk membantu pengurangan penyebaran Covid-19 di Indonesia,” katanya. (*)