Pemda DIY Optimalkan 59 Shelter bagi Penyintas

Pemda DIY Optimalkan 59 Shelter bagi Penyintas

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial DIY mengoptimalkan ketersediaan shelter seiring dengan terus melonjaknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Upaya ini dilakukan demi mengimbangi siasat buka tutup rumah sakit dan optimasi triase di rumah sakit rujukan Covid-19.

Tren kasus positif yang meningkat dengan triase yang tepat telah dapat memisahkan mana pasien yang harus dirawat di rumah sakit dan mana yang sebenarnya cukup melakukan isolasi mandiri. "Untuk itu Dinas Sosial telah mengaktifkan 59 shelter bagi penyintas di DIY sejak 1 Juli lalu," terang Endang Patmintarsih, Kepala Dinas Sosial DIY, Selasa (6/7/2021).

Shelter-shelter di DIY ini ada yang didirikan oleh Perguruan Tinggi ada yang didirikan oleh Kabupaten/Kota, tetapi juga yang didirikan oleh di Pemda DIY.

Ada 59 shelter, diantaranya adalah milik Pemda DIY yang terdiri dari gedung-gedung milik Pemkab/Pemkot. Ada pula sekolah, Puskesmas kemudian ada gedung-gedung yang memang bisa digunakan di kelurahan dan kecamatan.

"Kami juga bekerja sama dengan Kementerian Sosial agar gedung Balai Besar Diklat Kementerian Sosial yang di berada di Jalan Veteran digunakan sebagai shelter. Bu menteri memperbolehkan," lanjutnya.

Endang melanjutkan, semua warga yang memenuhi syarat boleh menggunakan shelter, asal membawa hasil PCR dan fotokopi KTP, serta bisa mendapatkan fasilitas tersebut secara gratis.

"Saat ini ada 211 penyintas yang sudah menempati shelter-shelter tersebut. Dari 59 [shelter] itu ada 14 shelter yang sudah terisi. Data ini kami update setiap jam 9 malam," terangnya.

Setiap 50 penyintas di shelter-shelter Pemda DIY ini disiapkan dana sejumlah Rp 92.652.000 dengan perkiraan masa isolasi selama 14 hari. Dengan rincian, kebutuhan masing shelter berupa asupan makan tiga kali sehari, snack, air minum, toiletries, vitamin, pengelolaan sampah medis, dokter pendamping, sterilisasi, hand sanitizer, masker, hingga APD.

Pihaknya juga menyiapkan hotline di masing-masing shelter untuk mempermudah koordinasi antara penyintas yang sedang isolasi dengan koordinator di tiap-tiap shelter.

Koordinator shelter ini berguna agar setiap hari bisa melaporkan kondisi dan data keterisisian ruang-ruang shelter yang ada di Kabupaten/Kota tersebut.

"Kategori shelter ini untuk penyintas yang ringan karena yang ringan tentunya tidak memerlukan alat seperti oksigen dan lain sebagainya. Jadi kriterianya adalah sudah dinyatakan positif dengan hasil PCR atau swab antigen," terangnya.

Di luar shelter milik Pemda DIY masih ada shelter lain milik swasta serta kampus-kampus yang tersebar di beberapa wilayah.

"Kami selalu membangun koordinasi dan informasi dengan mereka. Karena kita harus sinergikan apa yang dilakukan oleh Pemda DIY dan apa yang dilakukan oleh perguruan tinggi atau swasta, dalam hal ini hotel-hotel," tutupnya. (*)