Atas Danusubroto Berpulang, Pewarta Purworejo Kehilangan Sosok Besar

Atas Danusubroto Berpulang, Pewarta Purworejo Kehilangan Sosok Besar

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Purworejo mengakitfkan program Jogo Wartawan di masa pandemi. Sebagaimana intruksi dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo untuk mengaktifkan program Jogo Tonggo.

Salah satunya dengan cara penggalangan dana bagi keluarga wartawan dan sastrawan senior Atas Sampurno Danusubroto yang meninggal di RSUD Dr Tjitrowardoyo Purworejo baru-baru ini.

Mendiang Atas Sampurno Danusubroto, dikenal sebagai wartawan dan sastrawan senior di Kabupaten Purworejo. Pria yang lahir bulan April 1949 itu tutup usia di umur 72 tahun. Atas meninggalkan satu istri, tiga anak, enam cucu serta satu cicit.

Jenazahnya dimakamkan dengan protokol kesehatan (prokes), Rabu (14/7/2021) malam, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bubutan, Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo.

Sosok kelahiran Cilacap itu sudah puluhan tahun berprofesi sebagai wartawan dan penulis sastra. Beberapa karya sudah berhasil dilahirkan baik dalam bentuk cerpen maupun novel.

"Almarhum sudah mengeluh sakit sejak Kamis (8/7/2021). Setelah dilarikan ke Puskesmas Senin (12/7/2021), kemudian dirujuk ke RSUD Dr Tjitrowardojo. Anak-anak merantau semua, yang satu di Sumbawa, dua di Lombok dan saya sekarang di rumah bersama cucu dan buyut (cicit)," ucap istri Atas Danusubroto, Sri Sayekti (71) saat ditemui perwakilan PWI Purworejo di rumah duka, Rabu (15/7/2021) kemarin.

Ketua PWI Purworejo Aris Himawan SH mengungkapkan, almarhum adalah wartawan senior dan sempat bekerja di beberapa media. Terakhir almarhum berstatus wartawan majalah Legalitas. Almarhum juga dikenal sebagai ahli sejarah, khususnya sejarah budaya Purworejo.

"Purworejo jelas kehilangan sosok beliau," ungkapnya.

Aris menambahkan terkait program Jogo Wartawan merupakan penjabaran dari Jogo Tonggo yang selama pandemi Covid-19 telah dicanangkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Ketua PWI Jateng juga sudah mengeluarkan himbauan agar semua PWI Kabupaten/Kota mengaktifkan program Jogo Wartawan.

"Kami jalan program Jogo Wartawan di Kabupaten Purworejo, kali ini kami melakukan penggalangan dana untuk santunan paket sembako dan uang tunai kepada keluarga almarhum. Kami harus saling menguatkan di tengah pandemi ini," jelasnya.

 

Tinggalkan karya

Aris mengimbau, seluruh wartawan di Kabupaten Purworejo khususnya yang tergabung dalam PWI untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam menjalankan tugas peliputan dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatahan. "Tidak ada berita seharga nyawa, jika terpaksa tidak harus tatap muka atau datang kelokasi dengan tetap memedomani kaidah dan etika jurnalistik," harapnya.

Koordinator Jogo Wartawan PWI Kabupaten Purworejo, Marnie menambahkan, jika ada wartawan atau keluarganya yang tengah menjalani isolasi mandiri, PWI Kabupaten Purworejo selalu siap membantu. Program Jogo Wartawan memang diaktifkan sebagai bentuk kepedulian sesama insan media di masa pandemi Covid-19 ini. "Teman-teman jurnalis upayakan selalu sehat, berhati-hatilah saat peliputan berita. Prokes 5M wajib diterapkan. Dobel masker sebisa mungkin hindari kerumunan," ucapnya.

Sahabat almarhum Atas Danusubroto, Sumanang Tirta Sujana mengenang, almarhum merupakan senior dan kakak angkatan di Persada Studi Club Malioboro. Almarhum juga seangkatan dengan penyair Linus Suryadi AG, Emha Ainun Najib (Cak Nun), Novelis Budi Sardjono, Penyair Iman Budhi Santosa. Penyair Darmanto Yatman, Arwan Tuty Artha dan yang lainnya.

Karya-karya dari Atas Danusubroto diantaranya Novel Trah, Sang Pangeran, Pisingsung Kang Wingit, Sak Kedeping Mripat dan masih banyak lagi. Novel Trah milik almarhum Atas yang diterbitkan oleh Narasi Yogyakarta merupakan salah satu novel berbahasa Jawa yang mendapat penghargaan tertinggi sastra Jawa (Renchage Award,red) pada tahun 2009.

"Pak Atas memilih untuk berkarya di-genre sastra cerpen dan novel, selain itu ia juga aktif sebagai wartawan hingga masa tuanya," katanya.

Ketua Pewarta Purworejo, Edi Suryana mengungkapkan hal senada. Ia juga mengaku sangat kehilangan. Almarhum dimatanya dikenalnya sebagai senior yang tidak lelah membimbing dan memberi semangat saat sebelum maupun sesudah dirinya menjadi Ketua Pewarta.

"Hubungan saya dengan almarhum sangat baik," ucapnya. (*)