Alumni SMA Muha Angkatan 2002 Berbagi Rezeki dan Memuliakan Guru

Kami memilih hari ini sebagai bentuk penghargaan ekstra kepada guru-guru kami.

Alumni SMA Muha Angkatan 2002 Berbagi Rezeki dan Memuliakan Guru
Hiburan musik yang diisi oleh peserta reuni SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Atmosfer kebersamaan dan kenangan mengalir begitu kental dalam reuni angkatan 2002 SMA Muhammadiyah 2 (Muha) Yogyakarta yang digelar Sabtu (25/11/2023). Tema Warnamu Saat Ini, Dulu Putih Abu-abu menjadi perekat nostalgia bagi puluhan alumni yang telah berpisah selama 21 tahun.

Nur Ari Raharja selaku penanggung jawab dan penasihat alumni menggelar acara ini dengan konsep yang berbeda. Selain sebagai sarana reuni, juga memberikan penghargaan kepada guru-guru yang berjasa selama masa sekolah.

"Kami ingin menciptakan sesuatu yang berbeda, yang tidak hanya bernostalgia tapi juga memberikan apresiasi kepada para pendidik," ungkapnya saat ditemui di sela acara reuni yang berlangsung di Royal Ambarrukmo Yogyakarta.

Menurut dia, reuni menjadi momentum penting untuk menyatukan kembali jalinan pertemanan yang telah lama terputus. Meskipun sudah ada grup WhatsApp, tidak semua alumni dapat terlibat secara aktif. Reuni dianggap sebagai sarana efektif untuk memperkuat kembali ikatan persaudaraan.

Dengan partisipasi sekitar 190 alumni, reuni ini berhasil menampung hingga 500 peserta berkat konsep Family Gathering yang diusung. Lebih dari 70 persen di antaranya berhasil hadir, termasuk beberapa yang datang bersama keluarga dari luar kota.

ARTIKEL LAINNYA: Tenaga Kependidikan Peduli Kebencanaan Peroleh Penghargaan

Menariknya, reuni ini tidak hanya menjadi ajang kumpul-kumpul biasa. Bertepatan dengan Hari Guru, acara ini diselenggarakan secara tidak sengaja dan menambahkan dimensi khusus pada momen tersebut.

"Kami memilih hari ini sebagai bentuk penghargaan ekstra kepada guru-guru kami," ujar Mey Thoosan, Ketua Panitia Reuni.

Poin utama dari reuni ini adalah niat baik mempererat silaturahmi, membuka pintu rezeki dan berharap agar umur panjang senantiasa menyertai.

"Kami berharap, lewat silaturahmi ini, tidak hanya hubungan sesama alumni yang diperkuat, tapi juga pintu rejeki terbuka bagi semua teman-teman," tambahnya.

Reuni tidak hanya berhenti pada momen berkumpul. Komunitas alumni SMA Muha juga turut serta dalam kegiatan sosial, seperti bakti sosial ke Gunungkidul, santunan untuk guru yang sakit dan distribusi sembako di beberapa daerah. Rencananya, kegiatan sosial ini akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.

ARTIKEL LAINNYA: Guru dan Siswa SMAN 1 Mirit Peroleh Tiket Pesawat Gratis dari Bupati Kebumen

Dalam kesempatan itu, doa bersama juga diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan kepada teman-teman yang telah meninggal. Meskipun banyak yang telah mencapai kesuksesan, reuni ini juga menjadi panggung bagi alumni untuk berkomitmen membangun komunitas yang solid dan memberikan dampak positif pada sesama.

Acara dihadiri oleh sekitar 30 guru yang telah pensiun, bersama keluarga mereka. Keberadaan mereka tetap dianggap berharga, bahkan menjadi salah satu poin seremonial dalam reuni.

Selain berkumpul, alumni juga memberikan kontribusi nyata untuk almamater. Sarana dan prasarana, seperti kamera, disumbangkan untuk kepentingan adik-adik di sekolah.

Juga dilakukan pemilihan ketua alumni. Fuad Adhitya dari kelas IPA 3 terpilih sebagai Ketua Alumni SMA Muha. Ini merupakan langkah awal yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi reuni-reuni berikutnya.

Reuni angkatan 2002 ini tidak hanya menggugah kenangan tetapi juga menjadi katalisator bagi soliditas alumni. Semangat kebersamaan ini tidak hanya berhenti pada satu hari acara, tetapi akan terus bergulir dalam kegiatan sosial dan komunitas yang semakin berkembang.

Melalui reuni pula, alumni SMA Muha 2002 membuktikan bahwa kebersamaan tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga kekuatan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. (*)