Terbuka Peluang Lulusan Dokter UII Bekerja di Luar Negeri
FKUII mewisuda delapan dokter baru, menambah jumlah total lulusan menjadi 2.364 dokter.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Sebagai langkah progresif meningkatkan standar pendidikan kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FKUII) telah mengembangkan program uji panel yang inovatif.
Program ini dirancang untuk membantu mahasiswa yang menghadapi kesulitan lulus Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) setelah berbagai percobaan.
Dekan FKUII Dr dr Isnatin Miladiyah M Kes menyoroti pentingnya program itu dalam memastikan bahwa hanya calon dokter yang paling berkualitas yang akan memasuki lapangan medis.
"Kami bertekad tidak membiarkan mahasiswa kami terhenti oleh hambatan. Program uji panel kami yang baru akan memberikan kesempatan tambahan bagi mereka untuk membuktikan kelayakan mereka," ujar Isnatin, Sabtu (27/4/2024).
Program yang dijadwalkan dimulai Mei 2024 itu akan menjadi penentu bagi mahasiswa yang telah mencoba UKMPPD lebih dari sepuluh kali. Dengan try out yang akan dilaksanakan, mahasiswa akan memperoleh kesempatan melanjutkan ujian tahun 2025.
ARTIKEL LAINNYA: Tertua 82 Tahun, Sekolah Lansia Salimah Kulonprogo Gelar Wisuda
Selain itu, FKUII juga mewisuda delapan dokter baru, menambah jumlah total lulusan menjadi 2.364 dokter yang telah berkontribusi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di panggung internasional.
Pengakuan FKUII oleh konsil kedokteran di Inggris menandai prestasi penting serta membuka peluang bagi lulusan untuk mengembangkan karier mereka di luar negeri.
"Kami siap memberikan dukungan penuh kepada lulusan kami yang ingin bekerja di luar negeri. Ini adalah kesempatan emas bagi para dokter baru untuk mengembangkan diri, meskipun mereka harus bersabar dan menjalani internship terlebih dahulu," tambahnya.
Pesan penting juga disampaikan dari artikel di Jurnal Cile Revista Medica, yang menekankan pentingnya kemampuan akademis, kepekaan emosional dan karakteristik kepribadian yang positif dalam praktik kedokteran.
"Sebagai dokter, kita harus memiliki empati dan menghargai pasien. Ini adalah kualitas yang dihargai pasien dan harus menjadi bagian dari pendekatan kita dalam memberikan perawatan kesehatan," jelasnya.
ARTIKEL LAINNYA: Menteri AHY Menegaskan STPN Yogyakarta Kawah Candradimuka SDM Pertanahan
Dr dr Ita Fauzia Hanum MKes dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daerah Istimewa Yogyakarta menekankan pentingnya menjunjung tinggi kode etik dan etika kedokteran.
"Kode etik kedokteran Indonesia adalah panduan perilaku yang esensial bagi dokter dalam melayani pasien dan masyarakat," ujarnya.
Dengan empat pilar etika kedokteran -- beneficence, non-maleficence, autonomi dan keadilan -- sebagai fondasi, FKUII berkomitmen membekali dokter baru dengan prinsip-prinsip yang akan memandu mereka dalam memberikan perawatan yang adil dan berkualitas.
Inisiatif FKUII ini tidak hanya menunjukkan dedikasi mereka mendukung mahasiswa dan lulusan, tetapi juga mempertahankan standar profesionalisme dan integritas yang tinggi dalam praktik kedokteran di Indonesia dan di seluruh dunia. (*)