Adu Kreativitas Mengolah Bahan Bekas
KORANBERNAS.ID – Karnaval tingkat KB dan TK se-Kabupaten Purworejo berjalan cukup meriah, Selasa (13/8/2019). Puluhan tim turun menampilkan busana unik, menarik dan kreatif.
Mayoritas peserta mengusung drumband dengan mayoret-mayoret cantik dan menggemaskan.
Anak-anak itu memakai kostum yang beragam, sebagian berpakaian adat tradisional Nusantara, sebagian lagi mengenakan kostum dari bahan sampah terdiri dari bungkus deterjen cair, kopi saset, cup minuman dan lainnya.
Peserta dari TK Uluk Abab Tegalsari tampil dengan gaun warna warni terbuat dari limbah sampah rumah tangga. Sedangkan kostum anak laki-laki terbuat dari kardus bekas.
Guru TK Ulul Abab Purworejo, Meri Eliani didampingi Ernawati, kepada koranbernas.id menuturkan tema yang diusung sekolahnya adalah memanfaatkan sampah.
Sebelumnya para orang tua diimbau mengumpulkan sampah untuk membuat kostum putra putri mereka.
"Kami bersama wali murid mengumpulkan sampah rumah tangga seperti tas kresek, kardus, cup ager-ager, bungkus kopi, bungkus deterjen dan sebagainya," terang Meri.
Harapannya para siswa memiliki semangat untuk kreatif mengolah barang bekas.
Ernawati menambahkan ide mengunakan kostum berbahan sampah berasal dari wali murid.
"Tujuan kami agar siswa mampu meningkatkan kreativitasnya," ujarnya.
Berbeda dengan Jaeni Susilowati, guru TK Maisitoh Keseneng, yang mengusung tema merah putih.
"Tema utama adalah SDM unggul, kami mengambil subtema merah putih," terang Susi, panggilan akrabnya.
Tema tersebut untuk mengenalkan jerih payah pejuang kemerdekaan mempertahankan merah putih tetap berkibar.
Siswa TK Ulul Abab Tegalsari Purworejo berkostum robot dari bahan kardus bekas. (w asmani/koranbernas.id)
Semrawut
Peserta karnaval sedikit terganggu ketika memasuki finish di depan SD Maria. Suasana di titik itu dirasa semrawut alias tidak beraturan.
Tidak ada tanda atau ruang khusus karena di sepanjang pinggiran alun-alun tersebut dipenuhi para pedagang dan kendaraan parkir. Akses peserta karnaval dan para orang tua terganggu.
Ari Wahyudi, orang tua dari peserta karnaval menyayangkan titik finish yang semrawut itu.
"Saya dan anak begitu di depan SD Maria harus berpencar dengan yang lainnya," terang warga Purworejo barat ini.
Menurut dia tidak jalan longgar menuju alun-alun sehingga masing-masing peserta berpencar.
“Padahal kami harus berkumpul kembali dengan tim TK anak saya di alun-alun untuk istirahat,” tambahnya.
Peserta start dari lapangan Garnisun ke barat menuju Masjid Agung Purworejo, lalu belok ke kiri menuju gedung Sekda dan berakhir di depan SD Maria. (sol)