Warga Wadasmalang Kebumen Sedekah 4 Ribu Keranjang untuk Jamaah Rojabiyah

Kemeriahan Rojabiyah di Desa Wadasmalang lebih ramai dibandingkan Idul Fitri.

Warga Wadasmalang Kebumen Sedekah 4 Ribu Keranjang untuk Jamaah Rojabiyah
Peringatan Isra Mi'raj di Masjid Attaqwa Desa Wadasmalang Kebumen. (nanang w hartono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Tradisi Rojabiyah yang digelar bersamaan dengan peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhamad SAW di Desa Wadasmalang Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen, kemeriahannya melampaui hari Raya Idul Fitri.

Acara rojabiyah tahun 2024 atau 1445 Hijriah diselenggarakan lima masjid di lima pedukuhan, Kamis (1/2/2024). Warga setempat menyumbang 4 ribu keranjang sedekah untuk jamaah Rojabiyah.

Kepala Desa Wadasmalang, Darimun, kepada koranbernas.id menjelaskan pada setiap pedukuhan ada 200 kepala keluarga yang menyumbangkan sedekah untuk kegiatan Rojabiyah.

"Ada lima pedukuhan, setiap keluarga mengirim lima keranjang sedakah ke penyelenggara Rojabiyah. Nilai satu keranjang diperkirakan Rp 100 ribu - Rp 500 ribu,” jelasnya.

Tradisi Rojabiyah di desa ini selain diisi tausiyah tentang Isra Mi'raj Nabi Muhamad SAW oleh ulama dari Kabupaten Kebumen, perangkat desa juga menyampaikan sosialisasi program pemerintah.

Kepadatan kendaraan jamaah Rojabiyah, setelah selesai kegiatan. (nanang w hartono/koranbernas.id)

Di Masjid Baituttaqwa, satu dari lima tempat penyelenggaraan Rojabiyah, Sekdes Wadasmalang menyampaikan informasi tentang pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, jenis-jenis surat suara Pemilu 2024, serta program sertifikasi tanah massal Kementerian Agraria Tata Ruang.

Takmir Masjid Baituttaqwa, Sulmanudin, mengungkapkan kemeriahan Rojabiyah di desanya lebih ramai dibandingkan hari raya Idul Fitri.

Jamaah Rojabiyah tidak hanya warga Wadasmalang. Warga dari beberapa desa di sekitarnya ikut memeriahkan tradisi yang sudah berlangsung puluhan tahun di desa yang letaknya 20 km arah utara Kota Kebumen itu.

Pengamatan koranbernas.id, area parkir motor dan mobil di jalan desa dan kabupaten di Wadasmalang dipenuhi kendaraan milik jamaah Rojabiyah.

Kemacetan sempat terjadi saat jamaah Rojabiyah pulang secara bersamaan. Ini karena lebar dan panjang jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang melintas bersamaan. (*)