Warga Mengeluhkan Proyek Galian Pipa Pertamina
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Pertamina tidak melibatkan Dinas Lingkungan Hidup pada proses penggalian dan pemasangan pipa yang merobohkan banyak pohon. Warga mengeluh karena jalan di sepanjang galian pipa Pertamina menjadi panas dan gersang serta licin saat hujan karena ceceran tanah galian.
Pengerjaan galian pipa Pertamina yang sudah selesai di sepanjang Kecamatan Kutoarjo hingga Kecamatan Bayan, bekas galian tersebut tidak dipadatkan kembali. Warga Kecamatan Bayan mengeluhkan dampak galian tersebut karena bisa membahayakan pengguna jalan, terlebih saat hujan.
Saat ini, proses penggalian pipa Pertamina sedang berlangsung di akses jalan raya Yogyakarta-Purworejo, tepatnya di desa Cengkawak, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Purworejo, Al Bambang Setiawan, mengatakan pihaknya tidak tahu menahu tentang proyek penggalian dan penanaman pipa Pertamina tersebut. "Dinas LH hanya mendapat tembusan perihal penanaman pipa Pertamina tersebut," papar Bambang.
Menurut Bambang, pihaknya seharusnya bertanggung jawab atas ruang terbuka hijau yang semakin berkurang. "Apa boleh buat, kami tidak bisa apa-apa," kata Bambang di kantornya, Jumat (13/3/2020) sore.
Bambang mengaku sudah berusaha proaktif menghubungi pihak Pertamina. Menurut penjelasan dari perwakilan pelaksana, Pertamina nantinya akan mengembalikan seperti semula. Menurut Bambang, Pertamina menggali pipa diatas tanah milik sendiri.
Untuk pemasangan pipa Pertamina, perijinan Amdal di Jakarta. "Ketika proyek tersebut dilakukan di Purworejo, kami menghimbau kepada Pertamina jika ada ceceran tanah harus dibersihkan, dan tanah yang belum keras, mohon dikasih rambu-rambu," kata Bambang.
Pertamina sendiri berencana akan menanam pohon Tabibbuya, sesuai program yang sedang dilaksanakan Dinas LH. "Pertamina meminta saran kepada kami, tanaman apa yang akarnya tidak terlalu kuat, agar tidak mengikat ke pipa. Saya menjawab, sebaiknya pohon Tabibbuya," ujarnya.
Perwakilan Pelaksana Pertamina, Surya Lumaksono Wibowo, kepada koranbernas.id, Jumat (13/3/2020) malam, mengakui jika penanaman pipa di wilayah kecamatan Bayan bermasalah, sebab dari Pertamina menyerahkan pengerjaan kepada pelaksana PT Ninda Karya. Kemudian PT Ninda Karya men-sub-kan ke pihak lain, sehingga dengan selesainya pekerjaan meninggalkan masalah.
"Ada dua pekerjaan yang akan kami rampungkan yaitu pertama penanaman pipa Pertamina dan penanaman cyber optik. Setelah kedua pekerjaan tersebut selesai, bekas galian barulah dipadatkan dan dikembalikan seperti semula," ucap Bowo.
Sarwoko (58) dan Lilik (40), warga Bandung Rejo Bayan, mengaku dirugikan oleh proyek galian karena akses jalan jadi rusak. Para pelaku usaha juga dirugikan karena sepi pembeli akibat ada galian di depan tempat usahanya.
"Dampak dari galian pipa Pertamina, usaha saya jadi sepi karena pembeli malas melintasi jalan rusak dan becek kalau hujan," ujar Lilik. (eru)