Tiga Tahun Lagi Kapal 30 GT Merapat di Pantai Gesing
KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- DPRD DIY memberikan dukungan penuh upaya Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) DIY yang akan membangun Pantai Gesing Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai.
Ini sekaligus untuk mewujudkan visi Gubernur DIY Among Tani Dagang Layar serta Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Yogyakarta dengan menjadikan laut sebagai halaman depan provinsi ini.
“Kami menorong langkah Pemda DIY untuk merealisasikan rencana tersebut. Pada tahun ini sudah dibuat DED (Detailed Engineering Design) dan masterplan-nya,” ungkap Danang Wahyu Broto, Ketua Komisi B DPRD DIY, saat memimpin anggotanya meninjau Pantai Gesing, Senin (16/3/2020).
Pada 2021 dijadwalkan dimulai pembebasan lahan diperkirakan seluas 10 hektar untuk kolam pelabuhan dan fasilitas lain termasuk cold storage. Tiga tahun lagi diharapkan pelabuhan itu beroperasi. “Pada 2021 mulai persiapan, pembangunan pada 2022 dan kami berharap tahun 2023 beroperasi,” kata dia.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Bayu Mukti Sasongko, mengatakan Pantai Gesing saat ini statusnya Pangkalan Pendaratan Ikan. Dengan dinaikkan statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai maka kolam akan diperluas dan diperdalam.
Dengan begitu kapal-kapal ukuran 10-30 gross ton bisa masuk. Nelayan yang semula menggunakan kapal motor tempel atau kapal jungkung meningkat menggunakan kapal sekoci atau setidaknya standar Inka Mina 20 GT sehingga bisa melaut paling tidak 4-7 hari, produksinya lebih banyak sehingga kesejahteraan nelayan meningkat.
Dia mengakui pengembangan Pantai Gesing melalui tahapan demi tahapan. “Tahun 2020 kita melakukan kajian masterplan dan DED termasuk kolam dan bangunan di dalamnya. Selanjutnya pada 2021 kita lakukan Amdal dan pembebasan tanah, diharapkan 2022 awal bisa dimulai pelaksanaan konstruksi,” terangnya.
Pemda DIY sangat berharap ada terobosan percepatan pembangunan pada tahun 2021. “Kalau bisa pertengahan tahun 2021 bisa ada rintisan pembangunan kolam, dilanjutkan konstruksi pada tahun 2022. Itu normalnya dan awal 2023 operasional,” kata dia.
Pelabuhan ini tidak hanya akan ditangani oleh Diskanla saja tetapi melibatkan Dinas PUP ESDM dan Dinas Pariwisata. “Di dalam kajian itu, tidak hanya penangkapan ikan saja tapi juga ada wisata. Konsepnya adalah pelabuhan perikanan bernuansa wisata,” paparnya.
Danais Rp 100 miliar
Nantinya bisa jadi akan ada fasilitas mancing atau mungkin kuliner yang terkait dengan ikan. “Betul-betul optimal dan sesuai tata letak pelabuhan yang standar, ada dermaga, TPI, pabrik es, cold storage, semua sudah ada di masterplan, begitu dana masuk tinggal tertata,” tambahnya. Yang jelas, pembebasan lahan berasal dari Danais kira-kira Rp 100 miliar.
Danang menambahkan, dewan juga berharap dukungan penuh seluruh masyarakat. Rencana itu sudah dikoordinasikan dengan camat dan dinas terkait di Pemkab Gunungkidul termasuk tokoh nelayan dan masyarakat yang sangat antusias menyambutnya.
“Harapan kami tidak ada konflik di tengah perjalanan, semua rukun dan positif karena tujuannnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gunungkidul dan masyarakat sekitar pantai,” kata Danang.
Wakil Ketua Komisi B, Dwi Wahyu B, menambahkan dewan sudah sepakat dilakukan terobosan untuk mempercepat pembangunannya. Dia yakin potensi perikanan itu akan berkembang ke arah wisata.
“Potensi wisata di sini sangat menjanjikan, tidak hanya Dinas Kelautan dan Perikanan yang hadir, harapan kami Dinas Pariwisata melengkapi destinasi wisata,” kata Dwi.
Hanya saja, Pantai Gesing sampai saat ini merupakan salah satu kawasan blank spot alias sama sekali tidak ada sinyal telepon selular. Dia berharap Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY bisa hadir melengkapinya.
Sekretaris Komisi B, Atmaji, mengatakan akses jalan menuju pantai sudah beraspal halus hanya saja dari sisi kelayakan masih kurang. “Jalurnya sempit, rawan kecelakaan,” ujarnya.
Selain itu, suplai kebutuhan air masih jadi kendala. Di musim penghujan memang tidak ada masalah tetapi di musim kemarau perlu dipikirkan.
Sebagai pantai dengan pemandangan yang indah, Atmaji berharap fasilitas wisata dilengkapi. “Saya lihat di sini belum ada penginapan skala besar, hotel atau losmen serta homestay. Fasilitas oleh-oleh dan suvenir juga belum ada. Warung sudah ada meski kecil-kecil. Ke depan semua harus disiapkan agar obyek wisata ini siap merima tamu dan masyarakat menjadi tuan rumah yang baik,” harapnya.
Ketua Kelompok Nelayan Gesing Panjolo Mulyo, Tugimin, menyatakan harapannya pelabuhan ini akan menyejahterakan para nelayan dan masyarakat dari penghasilan ikan-ikan segar. Kelompok nelayan ini beranggotakan 73 orang. (sol)