Tak Terbatas Kertas dan Tinta, Komik Indonesia Bangkit Lagi

Yogyakarta memiliki banyak ide cerita yang dapat dijadikan materi komik.

Tak Terbatas Kertas dan Tinta, Komik Indonesia Bangkit Lagi
Para pegiat komik, penggagas sekaligus kurator Yogyakarta Komik Weeks 2023 di ruang pameran Sangkring Art Space. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Komik Indonesia telah mengalami kebangkitan dalam satu dekade terakhir. Tak lagi terbatas pada kertas dan tinta, komik merambah ke berbagai platform modern seperti webkomik dan media sosial, membuka lembaran baru dalam bercerita dan berkreasi.

Perkembangan teknologi dan akses mudah ke internet telah membantu komikus dan pencinta komik untuk berbagi karya mereka melalui platform digital seperti webkomik dan media sosial.

Hal ini tidak hanya membuka peluang baru bagi pencipta komik, tetapi juga memungkinkan lebih banyak orang untuk menikmati berbagai jenis komik dengan berbagai genre dan gaya. Kreativitas dunia komik Indonesia seperti energi yang terus menginspirasi banyak orang.

Yogyakarta Komik Weeks 2023 merangkum wujud nyata dari energi ini menjadi sebuah pameran. Melalui karya seni mereka, para kreator komik menginspirasi dan menggerakkan komunitas.

Pameran Yogyakarta Komik Weeks (YKW) ini diselenggarakan 8 Oktober hingga 18 november 2023 di Sangkring Art Space.

Pameran komik di Sangkring Art Space Bantul. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

Seperti tahun sebelumnya, YKW ini juga memberikan kesempatan kepada siswa SMA/SMK se-DIY untuk berpartisipasi melalui program Kukuruyug #9 dengan tema 7 Unsur Kebudayaan DIY yang menyoroti kekayaan budaya Yogyakarta.

Kurator dari Mulyakarya, Danang Catur, mengatakan dalam Pameran Yogyakarta Komik Weeks 2023, terdapat 30 karya dari pelajar SMA/SMK se DIY melalui program Kukuruyug #9 yang diadakan pada Agustus lalu.

"Ketujuh unsur kebudayaan tersebut adalah bagian integral dari kehidupan masyarakat Yogyakarta, turun-temurun," ujarnya saat konferensi pers Senin (9/10 /2023) di Sangkring Art Space, Nitiprayan Bantul.

Warisan-warisan dan peninggalan dari unsur-unsur ini dapat ditemui di masyarakat Yogyakarta, seperti dalam bentuk bangunan, tata laku, ritual, teknologi dan kesenian.

Contoh, Danang menyebut Sumbu Filosofi Yogyakarta, sebuah konsep tata ruang yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada abad ke-18. Konsep tata ruang ini didasarkan pada konsepsi Jawa dan terdiri dari struktur jalan lurus yang membentang antara panggung Krapyak di selatan, Keraton Yogyakarta di tengah dan Tugu Golong Gilig (Pal Putih) di utara.

ARTIKEL LAINNYA: Sastrawan Yogyakarta Potong Tumpeng dan Doa Bersama Menjelang Festival Sastra 2023

Tujuan dari tema khusus ini adalah agar para siswa peserta workshop dan lomba komik Kukuruyug #9 dapat lebih memahami bahwa Yogyakarta memiliki banyak ide cerita yang dapat dijadikan materi komik.

Kurator Pameran Yogyakarta Komik Weeks 2023, Terra Bajraghosa, menambahkan pameran tahun ini adalah upaya untuk mengeksplorasi komik sebagai sumber energi dan kekuatan.

"Tema besar Energi Juxtaposisi dalam pameran ini menggambarkan betapa komik masih memiliki dampak yang luas di masyarakat. Komik bukan sekadar hiburan, tetapi juga medium yang memiliki potensi besar untuk menyampaikan pesan dan menciptakan perubahan," tambahnya.

Disebutkan, komik cetak tetap menjadi elemen penting dalam perkembangan komik Indonesia. Terbitan independen maupun dari penerbit besar terus menghadirkan cerita-cerita yang semakin matang, didukung oleh desain buku yang kreatif.

Bahkan, pada berbagai konvensi komik dan pop culture, dapat ditemukan karya-karya komik independen dengan beragam tema yang menginspirasi.

ARTIKEL LAINNYA: Digelar Gandok Festival 2023, Dukung Perempuan Lebih Produktif

Era digital membawa revolusi dalam dunia komik. Komik-komik digital, yang tersedia melalui platform web, terus merilis judul-judul baru, bahkan menyaingi popularitas judul lama yang telah memiliki jutaan pembaca. Komik-komik berbayar pun menawarkan pengalaman yang lebih khusus, menjelajahi beragam genre dan tema.

"Media sosial juga memainkan peran besar dalam menopang perkembangan komik. Para seniman komik memanfaatkannya untuk berbagi karyanya, mengikuti tren, serta mengungkapkan kritik sosial," lanjut Terra.

Bahkan, lembaga pemerintahan, perusahaan swasta, dan komunitas lokal memanfaatkan komik sebagai alat untuk menyampaikan pesan mereka.

Selain pameran, acara ini juga menawarkan berbagai kegiatan menarik seperti seminar komik, pembacaan komik, melodi komik, bincang komik, drama komikal, coswalk dan cabaret.

Kebangkitan komik Indonesia menunjukkan bahwa medium ini memiliki potensi besar untuk menjadi sarana kreatif dan media perubahan. Komik tidak hanya dapat menghibur, tetapi juga dapat menjadi alat untuk menyampaikan pesan, mengedukasi, dan menginspirasi masyarakat. (*)