Sulastri, Setiap Hari Mengolah 530 Butir Kelapa Menjadi Minyak

Sulastri, Setiap Hari Mengolah 530 Butir Kelapa Menjadi Minyak

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Minyak kelapa  (coconut oil) memiliki beragam manfaat. Di antaranya meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), mengelola stres, membantu mengurangi rasa lapar, menjaga kesehatan kulit, mencegah penyakit liver, bermanfaat untuk kesehatan gigi serta meningkatkan fungsi kognitif.

“Minyak ini banyak manfaatnya bagi kesehatan, sehingga selalu diburu pembeli  baik yang dijual melalui online, yang dijual di swalayan ataupun supermarket,” kata Sumitri, karyawan di tempat pengolahan minyak dan kethak “Ibu Sulastri”, Mangiran RT 123 Kalurahan Trimurti, Srandakan Bantul kepada wartawan saat program ‘Dianamika Desa’ gelaran Dinas Kominfo Bantul, Jumat (9/9/2022). Untuk harga minyak di pasaran pada kisaran Rp 30.000-Rp 38.000 per liter.

Minyak tersedia dalam kemasan 1 liter dan setengah liter. Sementara untuk kethak dijual Rp 10.000 setiap mika bening berisi 11 butir kethak. Kethak ini rasanya manis karena diolah dengan campuran gula jawa.

Sementara Suroso, pekerja bagian produksi menjelaskan, jika proses pembuatan minyak diawali dengan pengambilan daging kelapa. Kemudian direndam semalaman agar empuk saat diproses berikutnya yakni diparut. Setelah itu parutan tadi diperas dan hasilnya direbus. Akan ada 3 bagian dari hasil rebusan tersebut yakni paling atas blendo, tengah minyak dan paling bawah air.

Air tadi kemudian dibuang. Untuk blendo dan minyak dipanasi lagi secara terpisah. Khusus blendo ditambah gula jawa agar rasanya manis, dimasak hingga mengental dan didinginkan. Kemudian dibuat bulatan-bulatan serta dikemas. Jadilah kethak yang siap dikonsumsi ataupun dipasarkan. Kethak ini bisa tahan berbulan-bulan tanpa berjamur.

“Kalau untuk minyaknya tadi setelah dipanasi lalu didinginkan dan kita kirim ke Purworejo untuk proses penjernihan dan pengemasan. Sebab kami tidak ada alatnya. Nanti dari Purworejo dikirim lagi kemari dalam bentuk kemasan jadi dan minyaknya bening,” katanya.

Sementara Sulastri (65 tahun) mengatakan, jika usaha tersebut dia dirikan tahun 1980. Setiap hari tempatnya menghabiskan 530 butir kelapa baik yang berasal dari Bantul ataupun dari tempat lain seperti Purworejo. “Kelapa tadi diolah menjadi 47 liter minyak. Untuk penjernihan dan pengemasan saya masih kirim ke Purworejo karena belum punya alatnya dan alatnya itu mahal,” katanya. Selain minyak, produk lain yang bisa dijual adalah kethak. Sabut kelapa juga bisa dijual begitupun bathoknya untuk pembuatan kerajinan dan arang. “Setiap hari produksi minyak ini habis diambil orang dan ada juga yang saya setorkan,” tambahnya.

Salah satu penikmat kethak Handoko (34 tahun) warga Sewon mengatakan, rasa kethak adalah gurih khas kelapa dan ada rasa manisnya. “Ini enak sekali, makanan yang jarang ditemukan. Lezat,” katanya. (*)