Seperti Ini Hasil Panen Cabai Lahan Pasir Saat Lelang Perdana
KORANBERNAS.ID, BANTUL – Tumbukan cabai merah segar terlihat menyenangkan. Itulah hasil panen para petani di lahan pasir kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul. Bahkan Bupati Bantul Drs H Suharsono sepertinya tidak mampu menahan keinginannya untuk mengambilnya segenggam penuh kemudian memperlihatkannya ke warga, petani maupun pedagang.
Ini sekaligus menandai dibukanya pasar lelang cabai perdana di Sub Terminal Agribisnis (STA) selatan TPR Pantai Samas Desa Srigading Kecamatan Sanden, Rabu (16/9/2020) sore.
Tampak hadir Kepala BPTP DIY Dr Soeharsono, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Bantul Ir Yus Warseno, Camat Sanden Bangun Rahina dan petani setempat.
Pasar lelang diawali dengan upacara wiwitan berupa kenduri tumpeng berikut ubarampe seperti ingkung, sambel gepeng (kacang tanah dan ikan asin-red) klubanan, jenang abang putih dan jajanan pasar.
Setelah didoakan sesepuh, tumpeng dipotong bupati dan diserahkan kepada ketua Kelompok Tani (Klomtan) “Tani Manunggalâ€, Subandi. Selanjutnya nasi wiwitan beserta lauk dibagikan untuk semua yang hadir serta dinikmati bersama-sama atau kembul bujana.
Subandi mengatakan para petani menyampaikan ucapan terima kasih karena STA sudah bisa digunakan kembali. Seperti diberitakan, para petani sempat demo beberapa kali karena lokasi STA lima tahun terakhir rusak sehingga lelang hasil pertanian dilakukan di rumah penduduk. Petani sempat mendapat informasi lokasi STA akan dibangun BMT.
Bupati secara pribadi memberikan bantuan perbaikan sementara, termasuk pemberian atap sehingga STA bisa difungsikan lagi. Dia berjanji kepada petani STA difungsikan seperti semula bagi kepentingan mereka, tidak dibangun BMT.
“Terima kasih atas bantuan yang diberikan Pak Bupati sehingga kami bisa lelang lagi di tempat ini,†kata Subandi.
Lelang cabai dilakukan beberapa kali dalam setahun diawali September hingga Desember. Jika harga mencapai Rp 20.000 per kilogram, lelang berlangsung sampai Januari tahun depan.
Para petani sudah membuat sistem pasar lelang yang diikuti pedagang lintas pasar, lintas pasar induk, lintas Jawa, Bali, Sumatra bahkan Kalimantan.
Di antara petani maupun pedagang, menurut Subandi, banyak dari kalangan muda sehingga patut disyukuri adanya regenerasi petani.
Para pengurus klomtan juga generasi muda. Di Tani Manunggal jumlah petani muda 54 orang yang menekuni pertanian lahan pasir, di antara mereka mahasiswa ataupun lulusan perguruan tinggi.
“Pemasaran dilakukan sangat cepat, seperti jam empat pagi besok, cabai ini sudah sampai pasar induk Kramatjati,†katanya.
Bupati Bantul mengatakan bantuan bagi petani di Bantul angkanya mencapai Rp 102 miliar pada tahun 2020. “Ibarate saya ngemis-ngemis buat warga Bantul tidak apa-apa. Pokoknya kita usaha ke pusat, kalau mengandalkan PAD tentu kurang. Total PAD kita Rp 404 miliar,†kata bupati.
Dia mengaku sangat bahagia ketika hasil pertanian bagus dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sehingga bermanfaat bagi kepentingan pendidikan anak-anaknya kelak.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY, Dr Soeharsono, mengatakan pengelolaan lahan pasir dilakukan sejak tahun 1998. Awalnya satu hektar lahan harus diurug tanah liat 20 ton.
“Sekarang cukup dilakukan rutin dengan pemupukan, termasuk pupuk kandang. Di sekitar lahan pesisir banyak peternakan sapi,†katanya.
Dia melihat semangat para petani lahan pasir tinggi. Mereka mampu mendapat hasil pertanian optimal seperti cabai yang dilelang sore itu. (*)