RS Diduga Lakukan Kecerobohan, Bayi Dayyan Meninggal Dunia

RS Diduga Lakukan Kecerobohan, Bayi Dayyan Meninggal Dunia

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Pasangan Yanuar Arifin (39) dan Nanda Ayunda (31) warga Desa Kiyangkong, Kecamatan Kutoarjo Jawa Tengah, merasakan duka mendalam. Sebab buah hati mereka, bayi yang bernama Dayyan Roby Algibran (2 bulan) telah berpulang ke Rahmatullah. Kematian bayi Dayyan diduga karena kelalaian atau kecerobohan pihak RS Palang Biru, Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.

Kronologi kejadian terjadi pada Senin (15/11/2021) pukul 11.00 wib. Bayi Dayyan masuk ke RS Palang Biru karena panas tinggi. Setelah dari Unit Gawat Darurat (UGD), kemudian masuk ke ruang perawatan anak. Ibu korban, Nanda menuturkan selama anaknya dirawat di rumah sakit tersebut, baik perawat maupun dokter tidak menjelaskan tentang sakit yang diderita bayi Dayyan.

"Saya selalu bertanya kepada perawat tentang penyakit anak saya. Tetapi perawat menyarankan nunggu dokter saja, dan kata dokter hanya demam tinggi," ujar Nanda, Senin (22/11/2021).

Menurutnya setelah beberapa hari bayi Dayyan dirawat pada Jumat (19/11/2021), pihak medis menyarankan agar bayi Dayyan masuk ke Intensive Care Unit (ICU).

"Saya sebagai orangtua dari bayi Dayyan setuju, anak saya masuk ke ICU. Namun sayang beberapa saat, datang perawat yang menyatakan bahwa ICU belum bisa dipakai, dan anak saya tidak jadi masuk ICU," terangnya.

Nanda mengungkapkan, saat RS Palang Biru tidak ada perawatan ICU, anaknya tidak dirujuk ke rumah sakit lain. Bahkan bayi Dayyan hanya dirawat biasa hingga sepekan. Dan, di hari minggu Dayyan terlihat kritis.

"Pada hari minggu saya melihat anak saya sudah kritis, dan saya minta dirujuk ke rumah sakit lain. Tetapi pihak RS Palang Biru tidak segera memberikan tanggapan," sebutnya.

Tak hanya itu, lanjut Nanda, pada Minggu (21/11/2021) siang saat bayi Dayan lemah, kritis dan di bantu pernafasan dengan oksigen, ternyata oksigennya habis. Sehingga Dayyan terganggu pernafasannya.

"Saat kondisi kritis, saturasi oksigen nol. Kondisi tersebut di duga memicu kondisi bayi Dayyan semakin memburuk, hingga meninggal dunia," ujarnya.

Dengan linangan air mata dan suara bergetar menahan tangis, Nanda mengatakan pihaknya berusaha iklhas dan tabah. Walaupun begitu dia bersama suami dan pendamping hukum berusaha minta penjelasan dari pihak RS Palang Biru Kutoarjo. Karena Nanda dan suami merasa kecewa atas palayanan RS Palang Biru yang tidak transparan dan tidak responsif.

Nanda dan rombongan datang sekitar pukul dan diterima oleh Direktur RS Palang Biru, dr Iwan Santoso dan Kepala UGD, dokter Dina Retnaningtyas. Iwan mengucapkan berdukacita atas meninggalnya bayi Dayyan kepada Nanda dan Yayan. Kemudian Iwan Santoso menjelaskan saat bayi Dayyan saat masuk ke RS Palang Biru, kondisinya panas demam.

“Kondisi bayi Dayyan Roby dibawa kesini dengan kondisi panas tinggi, mencapai 39,6 derajat Celsius. Saya periksa agak sesak, kami menginpus, memang pada saat itu kami ambil darah," paparnya.

Menurutnya pihaknya berusaha memberikan pelayanan terbaik. Pihak RS telah merawat disini bayi tersebut melalui dokter spesialis anak, yaitu dr. Sulis, Sp.A. Menjawab keluhan keluarga pasien terkait rujukan kerumah sakit lain, memang perlu proses.

“Kami sudah berusaha merawat maksimal. Kami bertanggung jawab jika ada keluarga pasien yang meminta rujukan ke rumah sakit lain. Kami juga mencari rumah sakit lain, apakah mau menerima," jelasnya.

Sulis yang menangani bayi Dayyan mengatakan dari awal diagnosisnya broncho pnemonaia (radang paru-paru). Saat awal masuk, trombositnya masih bagus 200 lebih, sesak nafas karena radang paru.

Saya matur ke eyangnya, penyakitnya radang paru.(*)