Revolusi Industri Jangan Hanya Ganti Baju

Revolusi Industri Jangan Hanya Ganti Baju

KORANBERNAS.ID -- Revolusi industri 4.0 dinilai masih sekedar mengganti baju kita. Bangsa ini belum benar-benar mengubah identitas dan sikap mental kita.

"Ketika kebijakan bersifat agile, kita masih kaku dan malas untuk berubah," ujar Rektor Universitas Janabadra (UJB), Dr Ir Edy Sriyono MT dalam wisuda 297 lulusan Sarjana dan Magister di kampus setempat, Sabtu (28/9/2019).

Padahal seharusnya, teknologi mendorong kemaslahatan bagi umat manusia. Revolusi industri terbukti dalam sejarah telah meningkatkan tingkat produktivitas, menumbuhkan investasi, menaikkan kualitas dan taraf idup manusia. Bahkan mendorong usia yang lebih panjang dan tingkat kesehatan yang lebih baik.

Namun, industri 4.0 belum menunjukkan hal tersebut. Fakta yang terpampang jelas adalah bahwa ketimpangan masih terlihat, pemerataan akses dan kesejahteraann belum baik, dan inklusi masih belum sepenuhnya terwujud.

"Kedua hal tersebut, celakanya, belum ditunjang oleh pola pikir dan daya nalar yang sepadan. Kita hidup di era industri 4.0 tetapi masih menggunakan gaya-gaya 1.0. Ketika segala sesuatunya bersifat lintas disiplin, kita masih terjebak dalam silo-silo vang
terfragmentasi," ungkapnya.

Karena itu lulusan Perguruan Tinggi (PT) harus berani menjadi garda depan dalam mendorong perubahan. Mulai dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan saat ini dengan memoelajari teknologi dengan baik. Gunakan internet tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga untuk produksi.

"Jangan hanya berfokus pada produk luar, melainkan beri juga kesempatan pada produsen lokal," ungkapnya.

Selain ilmu pengetahuan, lulusan PT pun harus mampu meningkatkan kreativitas, rasa empati, kepercayaan dan komunikasi. Sehingga gelar mereka dapat bermanfaat bagi banyak orang.(yve)