Polisi Geledah Rumah Kontrakan Raja Keraton Agung Sejagad di Sleman

Polisi Geledah Rumah Kontrakan Raja Keraton Agung Sejagad di Sleman

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagad (KAS), Totok Santoso, di Dusun Ngabangan, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Sleman digeledah oleh aparat kepolisian bersama pejabat setempat pada Rabu (15/01/2020) dini hari.

Kasi Pemerintahan Desa Sidoluhur, Adi Arya Pradana, membenarkan informasi penggeledahan tersebut. "Penggeledahan dilakukan sekitar pukul 00.30 WIB. Saat itu sudah ada petugas dari Polda Jateng," kata Adi kepada awak media di Balai Desa Sidoluhur, Rabu (15/1/2020).

Adi mengatakan, saat itu Totok Santoso turut digiring ke lokasi penggeledahan. Dia dibawa bersama Bandi yang menjadi tangan kanannya.

Selain polisi, Babinkantibmas dan Dukuh Sidoluhur juga ikut serta dalam proses penggeledahan rumah kontrakan Totok.

Adi menjelaskan pihaknya tidak ikut masuk ke dalam rumah saat proses penggeledahan berlangsung. Dia hanya menunggu di luar rumah atau ring 1. "Proses penggeledahan berlangsung sampai pukul 06.00 WIB. Setelahnya, rumah kami sterilkan," jelas Adi.

Adi juga mengatakan pihaknya meminta seluruh atribut, bendera, hingga lambang dilepas dan disimpan terlebih dahulu.

Saat ini hanya ada 4 hingga 5 orang karyawan yang ada di rumah itu. Atribut dan lambang-lambang yang ada di rumah kontrakan sama dengan yang di Purworejo.

"Di situ ada empat atau lima karyawa. Kita berikan peringatan untuk mencopot semua atribut, semua bendera dan juga lambang. Sementara ditutup dulu, tidak ada aktivitas," ujarnya.

Dari rumah kontrakan Totok, polisi membawa beberapa barang. Semua barang yang dibawa dimasukkan ke dalam kotak. Namun Adi tidak tahu persis barang yang dibawa.

Adi menjelaskan, Totok Santoso mengontrak sebuah rumah milik Sutarjo. "Yang dikontrak itu rumah milik Sutarjo. KTP-nya di sini, tetapi tinggalnya di Maguwo," ujar Adi.

Sementara Sekretaris Desa Sidoluhur, Fajar Nugroho, mengatakan akan menempuh jalur hukum jika apa yang dilakukan Totok meresahkan warga Ngabangan. "Kebijakannya seperti apa, kami masih menunggu laporan dari kepolisian," kata Fajar. (eru)