Peserta KB di Bantul Ditargetkan 4.742 Orang

Bagi yang ikut Medis Operasi Pria (MOP) diberikan reward Rp 1 juta.

Peserta KB di Bantul Ditargetkan 4.742 Orang
Kegiatan TMMK di Kalurahan Selopamioo Imogiri Bantul. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dalam rangka hari kontrasepsi sedunia, Dinas Pemberdayaaan  Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3PPKB)  Kabupaten Bantul menggelar Program TNI Manunggal Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Kesehatan Terpadu (TMKK).

Kegiatan yang dipusatkan di Kalurahan Selopamioro Imogiri imogiri Bantul Selasa (26/9/2023) itu dihadiri Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Bantul, Didik Warsito M Si dan Kepala DP3APPKB Kabupaten  Bantul  Ninik Istitarini Apt MPH.

Hadir pula Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Andi Ritamariani MPd, Dandim 0729/Bantul Letkol (Inf) Arif Hermad, Panewu Imogiri Slamet Santoso SIP dan jajaran  Forkompinkap Imogiri, Danramil se-jajaran Kodim Bantul, Kapolsek se-jajaran Polres Bantul, Kepala Puskesmas se-Bantul, para lurah dan  50 keluarga rawan stunting se-Kapanewon Imogiri.

Adapun inti dari pelaksanaan TMKK kali ini adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang menyasar seluruh warga Kabupaten Bantul. Pelayanan KB Gratis ini dilaksanakan pada 26 September hingga 4 Oktober 2023 dengan  cukup menunjukkan identitas kepada  PLKB,. Maka yang bersangkutan akan mendapat layanan KB secara cuma-cuma.

ARTIKEL LAINNYA: Delapan Kabupaten Menjadi Prioritas Pengembangan Jaringan Smartfren, Dua di DIY

Total ada 4.742 MKJP yang ditargetkan pada peringatan hari kontrasepsi sedunia yang meliputi kondom, pil, suntik, implan, IUD, Medis Operasi Pria (MOP) dan Media Operasi Wanita (MOW).

Acara iuga diisi launching Bantul Berunding (Bantul Bergerak Menurunkan Stunting) dengan pilot project di kalurahan ini. "Dalam program ini, kami mengumpulkan calon pengantin dan ibu hamil yang berisiko melahirkan anak stunting," kata Ninik.

Caranya bagi calon pengantin ketika mau mendaftar pernikahan akan dicek kesehatan dan di sana akan terlihat kondisinya. Lalu akan diambil tindak lanjut  manakala ada yang berisiko misalnya terdeteki kurang energi kronis ataupun anemia yang berisiko melahirkan bayi stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

ARTIKEL LAINNYA: DIfabel Unjuk Kebolehan di UMBY Peduli

Di Selopamioro terdapat 30 orang yang berisiko melahirkan anak stunting. Pihaknya sudah memberikan penyuluhan dan kebutuhan yang diperlukan termasuk berkonsultasi kepada ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi  apa yang harus diberikan  misal makanan tambahan.

Sehingga, saat melahirkan kelak permasalahan yang dihadapi ibu tersebut telah tuntas dan bayi yang dilahirkan terhindar dari stunting.

Terkait MOW, menurut Ninik, peminatnya di Bantul tinggi. Saat ini sudah ada 130 yang melakukannya. "Kami sedang mengajukan tambahan anggaran ke APBD Perubahan 2023 agar bisa menambah 20 peserta lagi. Total ada 150 orang," katanya.

Bagi yang ikut MOW mendapat reward Rp 300 ribu. Sedangkan bagi yang ikut Medis Operasi Pria (MOP) diberikan reward Rp 1 juta.

ARTIKEL LAINNYA: Semoga Selarong Tidak Tinggal Nama…

Dandim mengatakan program Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Kegiatan ini merupakan  wujud komitmen dan partisipasi TNI mendukung program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (*)