Pesantren Dirancang Untuk Wisata Religi
KORANBERNAS.ID,GUNUNGKIDUL -- PT. Pertamina Lubricants bersama Ayla Community pimpinan Purwatmono SH melaksanakan bakti sosial penanaman pohon buah di Pondok Pesantren Love Tahfidz Rhaudatus Salamah Muhammadiyah yang berlokasi di Walikan Desa Pulutan Kecamatan Wonosari Gunungkidul, Kamis (29/10/2020).
Ada 300 pohon yang ditanam terdiri pohon jambu kristal, jeruk, pepaya dan mangga. Kegiatan ini selaras dengan visi PT. Pertamina Lubricants dalam memasarkan salah satu produk unggulan terbarunya yaitu Pertamina Fastron Ecogreen dengan tujuan membangun lingkungan hidup yang ramah untuk masyarakat.
“Dengan bermodalkan semangat dan misi sosial tersebut, PT. Pertamina Lubricants sangat mendukung kegiatan bakti sosial ini. Diharapkan buah hasil dari pohon – pohon yang ditanam dapat membantu keberlangsungan ekonomi masyarakat di lingkungan Pesantren, serta mewujudkan cita-cita Pesantren Love Tahfidz untuk menjadi salah satu agrowisata religi di Wonosari,”kata Anjar Bima Prakoso Sales Area Manager Retail di Yogyakarta dalam rilis kepada koranbernas.id.
Sementara Purwatmono atau akrab disapa Antok mengatakan Ayla Community yang juga dikenal dengan sebutan Ayco adalah sebuah komunitas mobil berskala nasional dan telah diresmikan di Yogyakarta pada 22 Mei 2015. Konsep yang di terapkan Ayco adalah kekeluargaan (family gathering) dimana ada kebersamaan antar keluarga member . Juga sering ada diskusi tentang otomotif baik modifikasi mesin maupun kegiatan sosial.
“Kekerabatan atau persaudaraan sangat kental di Ayco. Untuk itu kami mengambil tagline Family - Empathy - Solidarity. Karena Ayco ingin menumbuhkan rasa empati yang sudah hilang tergerus oleh zaman,” katanya.
Dan terkait penanaman pohon dirinya ingin mengedukasi kepada member untuk memberikan manfaat sebuah komunitas di masyarakat maupun lingkunga. Salah satunya adalah gerakan bakti sosial penanaman pohon “Saya angin Ayco menjadi komunitas yang sehat dan bermanfaat,”katanya.
Sementara Pengurus Pondok Pesantren, Rahmat Jatmiko, S.Pd mengatakan maksud dan tujuan di kembangkannya Pondok Pesantren Love Tahfidz Raudhatus Salamah Muhammadiyah yang telah berdiri dari tahun 2015 tersebut , adalah pondok rintisan yang fokus pada usaha menciptakan Tahfidz-tahfidz sejak usia dini.
“Rasulullah SAW pernah bersabda untuk melekatkan pendidikan agama bagi umat muslim sejak usia dini, agar fondasinya menjadi kuat di masa yang akan datang,” katanya.
Pembangunan Pesantren Pertanian dan Pariwisata itu untuk mendidik para santri agar mempunyai hafalan Al Quran sampai 30 juz, mengerti kandungan Al Quran dan hadits. Para santri selain berasal dari masyarakat sekitar Walikan, Pulutan Wonosari, juga dari berbagai penjuru di Indonesia yang mondok dan nyantri.
“Cita-cita saya dan pengurus menjadikan Ponpes sebagai tujuan wisata religius di masa datang. Selain ilmu agama yang di dapat, para santri juga dibekali dengan pengetahuan berkebun atau bertani. Juga mengajak para orang tua santri yang mempunyai UMKM bisa ikut memasarkan di Pondok,”katanya.
Nantinya lokasi akan dikonsep wisata hutan Jati dan didalamnya akan ada rumah-rumah santri ukuran kecil, warung makan, kebun buah dan penjualan makanan serta sauvenir asli Gunungkidul.
“Selain saya pengasuh pondok yang lain adalah Ustad Cinta Restu Sugianto serta Drs. H. Sukriyanto AR M Hum,”tambah Kepala sekolah SMK Ar Rahmah Srandakan, Bantul tersebut.
Lahan Pertanian dan Pariwisata yang akan dikembangkan menjadi wisata kebun Jati seluas 4000 meter dan agro wisata kebun buah-buahan seluas 5000 meter persegi dengan jumlah tanaman 1500 buah. Saat ini Ponpes masih menerima bantuan bibit buah-buahan. Nantinya lokasi ini di masa depan akan dibuat untuk manasik haji bagi sekolah disekitar wonosari yang membutuhkan tempat latihan haji.
Sedangkan Drs. H. Sukriyanto, AR, M.Hum mengatakan kegiatan ini merupakan langkah lanjutan dalam rangka pengembangan Ponpes pertanian dan pariwisata.
“Ke depan Ponpes Love Tahfidz dan ponpes-ponpes lain yang terjalin dalam kerja sama ponpes ini akan terus mengembangkan ponpes pertanian dan pariwisata,”terangnya.
Ada yang berbasis hutan jati, ada yang berbasis panorama alam / view di Kedungpoh Kulon, Nglipar, Gunung Kidul), ada yang berbasis sungai di tepian Kali Progo yakni lingkungan Ponpes Ar Rahmah ,Srandakan Bantul dan lainya. Ke depan pesantren-pesantren itu akan dijadikan inti atau pusat qoriyyah thayyibah di lingkungan dusun masing-masing. (*)