Pernah Kebanjiran, Masjid Al Istiqomah Kini Dibangun Lebih Tinggi
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Akibat kebanjiran, masjid Al Istiqomah dibangun satu
meter lebih tinggi dari rumah-rumah di sekitarnya. Pengalaman buruk kebanjiran
di mana seluruh karpet basah, membuat Dewan Kemakmuran Masjid setempat tergugah
untuk membangun masjid lebih tinggi.
Masjid yang berlokasi di Perumahan Korpi Abdi Negara di Kelurahan Sucenjurutengah,
Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo ini sekarang aman dari banjir. Bahkan jika
banjir kembali melanda, masjid pun kini siap sebagai tempat evakuasi warga
sekitarnya.
"Akibat dilanda banjir. Untuk itulah Dewan Kemakmuran Masjid periode
berikutnya mengagendakan pembangunan kembali Masjid Al Istiqomah," terang
Agus Suroto, Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al Istiqomah, Sabtu (8/8/2020).
Menurut Agus, pada 13 April 2017 bertepatan dengan 30 tahun perumahan Korpri,
masjid yang memiliki panjang 22 meter lebar 18 meter dan luas 418 meter
persegi itu dibangun kembali. "Masjid dibuat lebih tinggi satu meter. Pembangunan
lain meliputi serambi, kamar mandi dan tempat wudhu,†katanya.
Dana
pembangunan sebesar Rp 1.111.000.000 berasal dari infak warga perumahan Korpri
dan warga di luar perumahan. “Masjid Al Istiqomah sekarang lebih tinggi di
bandingkan rumah-rumah yang ada di sekitarnya, jadi siap untuk tempat
evakuasi," kata Agus.
Suhirman, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al-Istiqomah menambahkan, masjid Al Istiqomah
satu-satunya masjid di kecamatan Bayan yang memiliki lighting paling memukau. Masjid tersebut mempunyai fungsi tidak
hanya untuk tempat beribadah, namun juga untuk peradaban umat.
“Kami akan memberi kesempatan bagi masyarakat untuk beraktifitas keagamaan dan
keumatan guna memberantas kemiskinan dan kedangkalan umat. Masjid Al-Istiqomah
memberikan kenyamanan dalam beribadah serta memotivasi jamaah untuk beribadah.
Terbukti setiap sholat subuh hadir sekitar 50 jamaah," ujar Suhirman.
Selain untuk ibadah, lanjutnya, masjid juga berfungsi untuk pemberdayaan
masyatakat sekitar. "Untuk ekonomi akan ada proses diklat atau pelatihan
kewirausahaan khusus remaja. Agar para remaja bisa berwira usaha
kecil-kecilan," terang Suhirman.
Untuk masalah dana, lanjut Suhirman, tiap sholat Jumat untuk infak terkumpul lebih dari Rp 1,5 juta. Sebelum wabah Covid-19, ada sekitar 300 jamaah setiap sholat Jumat.
"Dalam
berkegiatan di masjid saat ini, kami mematuhi edaran bupati dan kementrian
dalam melaksanakan ibadah pada pandemi Covid-19,†katanya.
Sementara itu, Genthong Sumharjono, selaku tokoh masyarakat setempat yang juga
Assisten 3 Sekda Purworejo, mengapresiasi kerja panitia pembangunan masjid. "Saya
atas nama pemerintah Kabupaten Purworejo dan sekaligus warga perumahan
mengucapkan terimakasih kepada panitia pembangunan masjid. Dulu awalnya
sederhana sampai dibangun megah seperti ini. Semoga bermanfaat lahir dan batin
sampai ke anak cucu," kata Genthong. (eru)