Jumlah Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Indonesia Belum Ideal

Jumlah Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Indonesia Belum Ideal

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA — Jumlah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Indonesia masih belum ideal. Saat ini, jumlahnya baru 1.485 orang dokter. Secara perhitungan, jumlah dokter baru dikatakan ideal apabila berbanding 100 ribu dengan jumlah penduduk.

“Jumlah itu belum ideal. Saat ini satu dokter kita melayani 250 ribu pasien. Jadi masih dua kali lipat lebih,” kata Dr dr Isman Firdaus Sp.JP (K), Ketua umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki), pada Kongres Perki XIX di Yogyakarta, Sabtu (11/6/2022).

Didampingi Ketua Perki DIY, dr Irsad Andi Arso, Isman mengatakan Perki siap mendukung pemerintah dalam memenuhi ketersediaan dokter SpJP/Subspesialis/fellow yang berkualitas dan dokter umum yang terlatih. Dengan cara ini diharapkan program pencegahan dan penanggulangan penyakit kardiovaskuler di Indonesia dapat lebih maksimal.

“Kami siap mendukung pemerintah dalam rangka transformasi kesehatan di bidang kardiovaskuler,” tegasnya.

Organisasi Perki bersama kolegium jantung dan pembuluh darah memiliki komitmen meningkatkan kegiatan pendidikan berkelanjutan dokter SpJP dan dokter umum melalui ketersediaan pendidikan dan kegiatan ilmiah yang berkualitas.

Perki juga mendorong dan meningkatkan kegiatan penelitian, sehingga berhasil dipublikasikan dalam jurnal internasional dengan peringkat tinggi. Mereka juga akan mendorong kolaborasi dan advokasi dengan para pemangku kepentingan di dalam maupun luar negeri.

"Melalui kongres kali ini kami berharap dapat melahirkan rekomendasi yang implementatif dalam meningkatkan pelayanan penyakit kardiovaskuler,” katanya.

Isman Firdaus menambahkan, tujuan diselenggarakan kongres Perki XIX adalah untuk mewujudkan organisasi Perki yang modern, mandiri, efektif dan efisien, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

Sekaligus untuk berjalannya kaderisasi kepemimpinan secara mantap dan terarah, sehingga Perki diakui sebagai organisasi yang terkemuka dalam skala lokal, nasional, maupun internasional.

“Inilah tujuan kami menggelar kongres,” katanya lagi. (*)