Ada Kampung Ninja di Kebumen

Ada Kampung Ninja di Kebumen

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN --- Kampung Ninja Karangpule, tempat wisata baru di Desa Karangpule, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, pembangunannya sebagian memanfaatkan potensi lokal.

Tempat wisata alternatif yang berlokasi 8 km arah barat Kota Kebumen atau hampir 2 km dari jalan nasional di Sruweng ini dibangun di atas lahan yang selama ini menganggur.

"Saya ingin membangun kampung Ninja, terinspirasi ketika ke Jepang," kata Tri Banowati, pemilik tempat wisata, kepada koranbernas.id, Minggu (12/6/2022).

Sepulang dari Jepang, niat membangun Kampung Ninja mulai ada. Tidak mudah mencari lokasi dengan suasana yang mirip kampung Ninja di Jepang. Hingga pada akhirnya memilih satu lokasi di kampung halamannya.

"Di Karangpule ada tanah menganggur milik keluarga. Kami mendapatkan untuk membangun Kampung Ninja," kata Sri Banowati.

Lahan seluas 1.200 meter persegi dengan area di sekelilingnya ada hutan bambu, dikembangkan menjadi Kampung Ninja Karangpule.

Tri Banowati mengungkapkan, untuk mewujudkan Kampung Ninja, pernak-pernik ala Kampung Ninja, diadakan. Misalnya pohon Sakura berbunga artifisial, bunganya dibuat ibu ibu Karangpule. Bunga Sakura artifisial yang dibuat dari bahan flanel itu dari kejauhan mirip pohon Sakura.

"Ibu-ibu di Karangpule, kampung halaman saya, pinter membuat bunga Sakura," kata Tri Banowati.

Tri Banowati mengakui, tempat wisata miliknya masih memerlukan beberapa fasilitas, seperti petunjuk lokasi, agar pengunjung tidak bertanya beberapa kali. Papan petunjuk permanen yang menjadi kebutuhan pengunjung, akan menjadi salah satu fasilitas yang akan ditambah.

Pengunjung selain bisa menikmati suasana di tempat wisata ini, juga bisa menyewa baju Kimono. Biaya sewa baju Kimono untuk dewasa Rp 20.000, untuk anak anak Rp 10.000.

Budiyanto, seorang pengunjung warga Kecamatan Kebumen, terlihat antusias memakai baju Kimono, lengkap dengan pedang ala Ninja. Dia berharap pengelola perlu lebih banyak memasang petunjuk jalan ke arah tempat wisata ini.

"Saya bertanya beberapa kali, baru bisa sampai di tempat ini," kata Budiyanto, yang baru pertama kali berkunjung.

Siti Zaematun, pengelola tempat wisata, mengungkapkan sejak beroperasi Januari 2022, bunga Sakura artifisial pernah diganti. Bahan bunga sakura artifisial pertama kali dari kain flanel, sekarang bahannya mirip plastik. (*)