Perekonomian DIY Tumbuh Berkat Dukungan Industri Pengolahan

Perekonomian DIY Tumbuh Berkat Dukungan Industri Pengolahan

KORANBERNAS.ID -- Kementerian Perindustrian  RI menggelar kegiatan soft launching design lab dan smart sentra di Omah Dhuwur Resto Bantul, Sabtu (19/10/2019).

Kegiatan yang berlangsung sehari dan diikuti 20 peserta tersebut dibuka Dirjen Industri, Kecil, Menengah dan Menengah (IKMA) Kementerian Perindustrian RI, Gati Wibawaningsih.

Acara ini juga dihadiri Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan  DIY, Ir Aris Riyanta MSi, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana serta tamu undangan.

Aris Riyanta mengatakan  sektor industri pengolahan berperan besar bagi pertumbuhan ekonomi di DIY yakni mencapai  12,99 persen dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).

Kemudian disusul sektor konstruksi 10,28 persen, sektor makanan  minuman (pariwisata) 10,22 persen dan sektor lain.

"Industri pengolahan punya peran besar bagi perputaran ekonomi di DIY. Juga sebagai penyerapan tenaga kerja yang tinggi," katanya.

Tercatat dari 94.840 unit IKM mampu menyerap 351.425 orang tenaga kerja. “Relatif banyak penyerapan tenaga kerja pada sektor ini. Kami mendorong sektor IKM terus tumbuh, berkembang dan esksis,” kata dia.

Gati Wibawatiningsih mengatakan kegiatan ini diikuti 20 orang untuk pelatihan pengembangan packaging dan desain produk.

Diharapkan mereka menjadi pelatih bagi para pelaku IKM. "Jadi semacam training of trainer, "katanya.

Menurut Gati, pengemasan produk IKM memiliki peran penting mendukung pemasaran.

Misalnya seorang pembeli akan lebih tertarik membeli barang atau oleh-oleh karena kemasannya menarik atau membeli baju karena desainnya bagus.

"Lihatlah selama dua tahun terakhir betapa kemasan oleh-oleh di Jogja itu sudah bagus-bagus dan mengalami perkembangan," katanya.

Perlu dibuat semacam kelas desain di DIY sehingga cakupan desain lebih luas. IKM yang menyerap ilmunya juga semakin banyak.

Jaring anak muda

Pemilik Sweda Custom Jewellery, Surya Aditya Putra, berharap program ini mampu menjaring anak-anak muda khususnya dari Kotagede Yogyakarta.

Kotagede merupaan tempat yang tepat apalagi daerah ini memiliki perajin perak muda yang sangat langka.

Surya merupakan salah seorang dari sekian banyak anak muda kreatif yang merasakan pentingnya desain dan berkomunikasi langsung dengan klien.

Pemuda jebolan Seni Grafis Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini menekuni kerajinan perak sejak 2014.

Hingga hari ini konsep-konsep tradisional terus dia tekuni, tetapi dikemas dengan gaya urban.

"Seni Tradisional craftsmanship kita gabungin dengan musik, seniman, pelaku-pelaku kebudayaan, dan anak muda. tekniknya benar-benar sangat tradisional Kotagede," terang Surya.

Debut pertama Sweda, Terang Surya, saat seorang teman fanatik dengan salah satu brand Street Wear Amerika (Us Versus Them) dan ingin membuatnya dengan bahan perak.

“Saat itu kami meminta izin dengan brand tersebut melalui email. Dengan beberapa syarat termasuk tidak diperkenankan memperjualbelikan, email kami dibalas dan diperbolehkan untuk mereplika produk mereka,” ucap dia.

Setelah jadi kemudian ditunjukkan ke mereka, dengan sedikit deskripsi teknik dan proses justru mereka sangat excited.

“Mereka terkesan dan dari situlah kerjasama intewrnasional ini dimulai," paparnya.

Sejak saat itu, beberapa artis Internasional seperti Rapper Machine Gun Kelly pernah memesan cincin perak buatan Sweda ini.

Tak terbatas hanya mengerjakan perhiasan perak serta cincin custom, Surya dan rekan-rekannya juga mengerjakan aksesoris motor-motor custom hingga pembuatan Piala Presiden. (sol)