Pengantin Baru, Harus Tebar Ikan ke Sungai

Pengantin Baru, Harus Tebar Ikan ke Sungai

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Kapanewon Bantul sebagai ibukota Kabupaten Bantul mempunyai potensi yang banyak dan beragam. Baik potensi alam maupun sumberdaya manusianya. 

Salah satu potensi alam yang ada adalah sungai. Di antaranya mengalir Sungai Winongo, Sungai Winongo Kecil, Sungai Bedog, dan beberapa sungai kecil atau irigasi lainnya, termasuk beberapa belik/sumber air. Seperti belik Niten,  Belik Kweden, Belik Palupi, Belik Bangeran, dan lain-lain.

Sungai dan sumber air yang ada sangat potensial untuk dikelola secara baik. Namun, saat ini kondisi nya belum dikelola secara optimal. Meskipun secara fungsi sudah memadai sebagai sumber air, baik bagi para petani, peternak ikan, maupun yang lain.

Salah satu program Pemerintah Kapanewon Bantul dalam upaya memelihara vegetasi dan ekosistem sungai dan sumber air adalah “Program Tebar Ikan Bagi Pengantin Baru”.

“Program tersebut telah dituangkan dalam Nawala Panewu I  tertanggal 17 September 2021,” kata Drs Fauzan Muarifin, Panewu Bantul, kepada koranbernas.id di kantornya, Kamis (30/9/2021).

Program seperti ini, lanjut Panewu Fauzan, pernah sukses dilakukan di beberapa kapanewon, seperti di Kapanewon Sedayu yang di laksanakan sejak tahun 2017. Apalagi program ini sangat didukukung oleh beberapa komunitas pencinta sungai, baik lokal, regional maupun nasional.

Dengan didukung pemberitaan di media massa, baik cetak maupun elektronik, program ini hingga sekarang masih bisa lestari.

Beberapa indikator keberhasilan juga terlihat, diantaranya pertama rasa “handarbeni/sense of belonging” warga terhadap sungai meningkat. “Masyarakat mau berkorban untuk merawat sungai agar bersih dari sampah, menjaga agar tidak ada tindakan mengambil ikan dengan cara yang illegal atau illegal fishing,“ katanya.

Kedua, karena sampah selalu dibersihkan, potensi banjir menjadi berkurang. Ketiga, masyarakat tergerak untuk memanfaatkan potensi sungai secara ekonomi dengan menjadikan sebagai destinasi wisata.

Keempat, banyaknya pemancing yang menemukan ikan dengan ukuran relatif besar yang sebelumnya jarang sekali berhasil dipancing. Kelima, mendorong beberapa komunitas, personal atau organisasi perangkat daerah untuk lebih sering melakukan tebar ikan (restocking) di sungai.

Keberhasilan tersebut dapat dijadikan referensi bahwa program tebar ikan bisa direplikasi di Kapanewon Bantul.

Penebaran ikan di sungai memang tidak boleh sembarangan. Beberapa hal yang  harus diperhatikan. Diantaranya, hanya ikan tertentu yang diperbolehkan di tebar di sungai, yaitu ikan endemik seperti melem, wader, boso, sidat, udang, uceng, dan lain-lain.

“Berbeda kalau penebaran ikan di kolam, tidak harus ikan endemik, karena aliran airnya tertutup,” katanya.

Mengenai jumlah jenis bibit ikan endemik yang ditebar, tergantung keikhlasan pasangan pengantin yang bersangkutan. Untuk lokasi tebar ikan menyesuaikan dengan tempat tinggal pengantin. Waktu tebar ikan menyesuaikan, dapat dilakukan sebelum atau sesudah akad nikah.

Di Kapanewon Bantul, rerata jumlah pernikahan per tahun mencapai kisaran 400 pasang. Tahun 2018 sebanyak 399 pasang, dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 411 pasang pengantin.

“Jumlah pernikahan tersebut cukup potensial untuk bisa menjadi salah satu sumber asupan bagi ekosistem sungai. Penebaran ikan tidak hanya memberi manfaat kepada lingkungan, tapi juga kepada pasangan pengantin,” katanya.

Dalam konteks agama, penebaran ikan merupakan salah satu bentuk implementasi shodaqoh. Dengan demikian, saat ikan tersebut berkembang biak, akan menjadi amal jariyah yang tidak terputus selamanya.

Selain itu, masyarakat yang mengetahui juga akan merasa senang saat mengetahuinya, dan akan ikut mendoakan kebaikan untuk pengantin.

“Program ini tidak cukup hanya berupa himbauan. Diperlukan contoh dari para pejabat atau tokoh masyarakat untuk memulainya. Dan harus dilakukan terus menerus,” katanya.

Pemerintah Kapanewon Bantul  bersama Ketua TP PKK Kabupaten Bantul telah memulai dengan melakukan tebar ikan di Belik Niten, Belik Kweden, dan Belik Palupi. 

Wakil Bupati Bantul, Joko B Purnomo, juga telah melakukannya di salah satu sungai di dusun Kweden, Trirenggo. (*)