Penambang Pasir dan Wisata Jeep Diminta Waspada

Penambang Pasir dan Wisata Jeep Diminta Waspada

KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Kabupaten Sleman hingga saat ini memiliki potensi bencana hidrometeorologi yang meliputi banjir, tanah longsor dan erupsi Merapi. Guna mengantisipasi bencana tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman telah melakukan berbagai upaya penanggulangan bencana dengan cara mitigasi bencana maupun edukasi.

“Untuk saat ini, Kabupaten Sleman sudah memasuki awal musim hujan. Berdasarkan informasi dari BMKG, puncak musim hujan terjadi Januari hingga Februari 2022 dengan peluang terjadinya La Nina yang menyebabkan peningkatan curah hujan. Karena itu perlu dilakukan upaya antisipasi bila terjadi bencana alam,” kata Danang Maharsa, Wakil Bupati Sleman kepada wartawan di Destinasi wisata Teras Merapi Cangkringan, Selasa (2/11/2021).

Danang yang didampingi Plt Kepala BPBD Sleman Makwan juga menjelaskan, pemerintah terus melakukan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam penanggulangan bencana alam ini.

Menurut Makwan, Sleman saat ini memiliki ancaman bencana erupsi Merapi karena masih aktif. Selain itu ada bencana banjir lahar dingin dan juga longsor.

“Ancaman lava pijar Merapi masih ada dan mengarah ke hulu Sungai Boyong. Untuk banjir lahar dingin masih mengancam jika curah hujan tinggi, apalagi saat ini material erupsi Merapi tahun 2010 lalu di sisi barat masih ada 2,6 juta meter kubik dan sisi tenggara masih ada 2,8 juta meter kubik,” kata Makwan.

Dijelaskan, saat ini curah hujan tinggi dan terjadi banjir maka belum akan sampai ke bawah karena masih akan memenuhi lubang-lubang bekas galian pasir di sepanjang Sungai Boyong.

Terkait ancaman La Nina, Makwan mengatakan, pada musim pancaroba La Nina akan berdampak pada tingginya curah hujan yang mengalami kenaikan antara 20 persen hingga 30 persen.

“Meski ada ancaman La Nina kita sudah siap siaga dan harapannya tetap aman, karena kalau banjir masih akan mengisi dam-dam yang kosong bekas galian,”tuturnya.

Justru yang perlu waspada adalah para penambang pasir di sepanjang Sungai Boyong agar waspada bila terjadi hujan deras dan banjir.

Selain penambang pasir, Makwan juga mengingatkan para pelaku wisata di sungai seperti Wisata Jeep Merapi yang biasa melakukan atraksi di Sungai Kuning memiliki risiko tinggi jika terjadi banjir.

Di sisi lain BPBD Sleman juga telah menyiapkan Early Warning System (EWS). Alat dipasang untuk kawasan lereng Merapi guna mengetahui curah hujan di puncak Merapi dipasang 16 titik EWS. Termasuk juga 4 EWS yang dipasang Prambanan untuk antisipasi longsor. (*)