Pemda DIY Meluncurkan Aplikasi Jogja Digdaya

Aplikasi ini dapat menjadi bagian integral dari sistem pendidikan aman bencana.

Pemda DIY Meluncurkan Aplikasi Jogja Digdaya
Para pelajar di DIY diberi bekal mitigasi bencana melalui aplikasi Jogja Digdaya. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pemda DIY bersama sejumlah stakeholder meluncurkan aplikasi Jogja Digdaya, belum lama ini. Program tersebut sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan satuan pendidikan terhadap ancaman bencana.

Program yang telah berlangsung sejak April 2024 hingga Mei 2025 ini telah menjangkau 125 sekolah jenjang SMA/SMK/SLB serta menjangkau 14.121 pelajar di DIY.

Inisiatif ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan kemampuan mitigasi risiko bencana yang disebabkan oleh faktor alam termasuk perubahan iklim, non-alam, sosial maupun kekerasan.

"Aplikasi data dampak bencana di satuan pendidikan secara resmi saya luncurkan. Kita berharap aplikasi ini dapat menjadi bagian integral dari sistem pendidikan aman bencana yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada siswa, guru, dan masyarakat dalam menjalankan aktivitas pembelajaran sehari-hari," ujar Paku Alam X, Wakil Gubernur DIY.

Menjawab kebutuhan

Aplikasi yang dilengkapi pelaporan dampak bencana berbasis daring itu dikembangkan untuk menjawab kebutuhan akan mekanisme pelaporan dampak bencana secara cepat, akurat dan terintegrasi di seluruh satuan pendidikan di DIY.

Sistem ini akan digunakan sekolah dan madrasah untuk melaporkan kejadian bencana maupun kejadian darurat lainnya yang berdampak pada aktivitas pendidikan, termasuk kondisi infrastruktur, peserta didik, tenaga pendidik, serta proses pembelajaran.

Misalnya, bisa digunakan untuk mencatat kerusakan ruang kelas maupun kerusakan peralatan pendidikan. Data tersebut akan tersedia secara daring (online) dan real-time, sehingga para pemangku kepentingan bisa langsung mengetahui dan memahami situasi.

"Mereka bisa mengetahui kebutuhan yang ada secara lebih akurat dengan demikian, bantuan yang diberikan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. Ke depan, harapan kami, inisiatif ini dapat menjadi semacam contoh atau model seperti semboyan kita, dari Jogja untuk Indonesia," kata Paku Alam X.

Ketangguhan lokal

Kepala Dinas Dikpora DIY, Suhirman, menambahkan inisiasi 'Jogja Digdaya' sejalan dengan visi organisasi dalam memperkuat ketangguhan satuan pendidikan dan menjamin hak anak atas pendidikan yang aman.
Sistem tersebut bukan hanya alat pelaporan, tapi juga sarana pemberdayaan sekolah dan komunitas untuk berperan aktif dalam membangun ketangguhan lokal.

"Kami akan jadwalkan simulasi ataupun pelatihan bertahap ke sekolah SMA/SMK kemudian SMP baru SD yang tidak terlepas dari kegiatan SPAB pekan depan. Jika terjadi bencana maka harus melakukan suatu protap semisal kita punya data dampak dari bencana tersebut. Artinya kita siap memakai aplikasi ini dan akan lakukan koordinasi dengan kabupaten/kota nantinya," tandas Suhirman.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), setiap tahunnya lebih dari 2.500 sekolah terdampak bencana di Indonesia. Selama 15 tahun terakhir, lebih dari 72.000 satuan pendidikan dan 12 juta siswa terdampak.

Meskipun sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, namun kenyataannya banyak sekolah berada di lokasi rawan bencana. Hingga April 2025, data Kemendikbudristek mencatat 413 ribu sekolah di Indonesia berisiko gempa bumi, 202 ribu sekolah terancam banjir dan 49 ribu sekolah berisiko longsor.

Semakin penting

"Di Provinsi DIY terdapat sekitar 2.906 sekolah yang berada di kawasan rawan bencana terutama gempa bumi dan banjir, yang menjadikan kesiapsiagaan bencana di sektor pendidikan semakin penting," ungkapnya.

Karin Zulkarnaen selaku Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia mengatakan sekolah memiliki peran penting membentuk generasi yang tangguh menghadapi berbagai tantangan, termasuk risiko bencana.

Melalui kolaborasi, Prudential Indonesia menegaskan komitmennya mendukung dunia pendidikan membangun ketangguhan, sekaligus mewujudkan perlindungan menyeluruh bagi masyarakat, tidak hanya secara finansial dan kesehatan, tetapi juga dari sisi keselamatan dan kesiapsiagaan.

"Kami berharap program ini dapat terus berjalan secara berkelanjutan dan diadopsi oleh lebih banyak sekolah dalam memperkuat sistem pendidikan yang aman dan responsif terhadap bencana," ujarnya.

Memperkuat program

Dini Widiastuti selaku Direktur Eksekutif Yayasan Plan Indonesia menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi serta kolaborasi tersebut. Pihaknya menyambut baik keterlibatan aktif Prudential Indonesia, Prudence Foundation dan Pemerintah DIY memperkuat program SPAB di Yogyakarta.

Keikutsertaan berbagai pihak dalam upaya ini mencerminkan bahwa pengurangan risiko bencana adalah tanggung jawab kolektif yang harus melibatkan seluruh elemen masyarakat. "Melalui Program Provinsi Model SPAB, kami berkomitmen terus mendorong lahirnya generasi anak muda yang tangguh terhadap bencana," ungkapnya.

Prudential Indonesia bersama Prudence Foundation berharap implementasi SPAB Komprehensif dapat menciptakan perubahan yang berdampak dan berkelanjutan dalam upaya mitigasi risiko bencana.
Melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dan pelibatan aktif kaum muda, program ini diharapkan tidak hanya memperkuat kesiapsiagaan di DIY.

"Tetapi juga dapat direplikasi oleh lebih banyak sekolah untuk membangun sistem pendidikan yang aman, tangguh, dan responsif terhadap risiko bencana di Indonesia," tambahnya. (*)