PDAM Gunungkidul Terus Genjot Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih
Tingkatkan kualitas, sumber air Goa Seropan dipasang pengolah air senilai Rp 37,7 miliar.
KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui PDAM Tirta Handayani terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, baik di musim penghujan maupun kemarau.
Direktur PDAM Tirta Handayani, Toto Sugiharta, mengatakan upaya tersebut dilakukan melalui berbagai rencana dan proyek, termasuk pengajuan pendanaan melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Dit Cipta Karya DPU PRKP dan dana luar negeri. "Masalah air bersih tidak hanya muncul saat kemarau, saat musim penghujan ada masyarakat yang masih menerima air keruh," katanya, Senin ( 22/7/2024).
Toto mengatakan, untuk mengatasi permasalahan kualitas layanan air bersih pada tahun 2023, Pemkab Gunungkidul melalui PDAM Tirta Handayani membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) atau alat penjernih air pada Goa Seropan di Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong, Gunungkidul.
Proyek ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 37,7 miliar dengan kapasitas produksi mencapai 100 liter per detik. Pembangunan ini dikelola oleh Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) DIY, menggunakan lahan milik PDAM Tirta Handayani. "Pembangunan ini (IPA) sangat diperlukan untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat dalam sektor layanan air bersih," katanya.
Pengerjaan Proyek Air Bersih di Gunungkidul. (istimewa)
Pihaknya mengatakan, anggaran proyek IPA Seropan mencakup Rp 24.100.600.000 untuk bangunan instalasi pengolahan air, Rp 12.606.597.105,9 untuk bangunan prasarana IPA dan Rp 1.091.805.434 untuk biaya konsultasi dan pengawasan. "Pengajuan kami awalnya dengan kapasitas 200 liter per detik, proyek ini hanya diakomodasi separuhnya," terangnya.
Jangkauan akses
Toto menerangkan, IPA Seropan bertujuan meningkatkan kualitas layanan air bersih dan memperluas jangkauan akses air bersih bagi sekitar 12.000 sambungan rumah (SR). Dengan adanya instalasi ini, diharapkan masyarakat di Kapanewon Rongkop, Ponjong, Semin, Semanu, Karangmojo, serta bagian timur Wonosari dapat menerima air bersih berkualitas, terutama saat musim hujan.
"Sumber air Seropan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan beberapa kapanewon khususnya yang berada di wilayah selatan dan timur Kabupaten Gunungkidul," terangnya.
Toto menjelaskan, target selanjutnya pada tahun 2025, Pemkab Gunungkidul melalui PDAM Tirta Handayani akan mengakses LOAN dari Pemerintah German melalui program Green Infrastructure Initiative (GII), senilai sekitar Rp 120 miliar.
Pipa Air Bawah Tanah di Goa Seropan Kapanewon Ponjong Gunungkidul. (istimewa)
Dana ini akan digunakan untuk pembangunan IPA di IKK Kapanewon Tanjungsari dengan kapasitas 50 liter per detik. "Sumber dari Tanjungsari ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih di Kapanewon Tanjungsari dan sebagian wilayah Kapanewon Tepus Selatan," ucapnya.
BBWSO pasang pipa 7 km
Selain itu, lanjut Toto, untuk meningkatkan kualitas layanan air bersih di sisi barat, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) akan memasang pipa sepanjang 7 km dari Kanigoro ke IPA Karang dengan memanfaatkan sumber Ngobaran.
Pembangunan intake berkapasitas 100 liter per detik di Ngobaran sudah dilakukan sejak Tahun 2023. Hal ini akan diteruskan pada tahun 2024, dengan harapan lebih optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di Kapanewon Saptosari, Panggang, Paliyan dan Purwosari.
Dengan serangkaian pembangunan infrastruktur ini, PDAM Tirta Handayani menargetkan peningkatan kapasitas produksi air akan mencapai 250 liter per detik pada tahun 2025 mendatang. "Harapan kami sesuai dengan komitmen bapak Bupati, dapat memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Gunungkidul secara optimal dan berkualitas," jelasnya.
Penyambungan Pipa air bersih di kawasan Gunungkidul. (istimewa)
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan, rasio kecukupan masalah air bersih saat ini tengah mencapai 89 persen. Hal ini akan terus ditingkatkan melalui PDAM yang terus menambah jaringan hingga pelosok desa.
"Rasio ini terus mengalami peningkatan berkat intervensi dari pemerintah, baik kabupaten ataupun pemerintah pusat. Intervensi ini dilakukan terkait pembangunan infrastruktur air bersih dengan mendorong PDAM menambah jaringan agar menjangkau lebih banyak pelanggan," tegas bupati. (*)