Padukan Budaya Daerah dan Matematika, Nila Sari Memenangkan Kompetisi ONIP 2021

Padukan Budaya Daerah dan Matematika, Nila Sari Memenangkan Kompetisi ONIP 2021

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Stigma mata matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan masih saja tertanam pada masyarakat. Perlu kreativitas dari tenaga pendidik agar stigma ini tidak membekas terhadap anak dan siswa sekolah sedari dini.

Cara mengajar dan penyampaian yang menarik serta menyenangkan adalah salah satu kreativitas yang perlu diberikan agar menimbulkan ketertarikan siswa terhadap matematika.

Itulah yang dilakukan Nila Sari Latif, salah seorang guru mata pelajaran matematika asal Maros Sulawesi Selatan. Selama dua tahun pandemi, Nila memaksimalkan kemampuan IT dan matematikanya untuk menciptakan sebuah aplikasi interaktif guna memberikan pelajaran secara daring ke murid-murid Sekolah Menengah Pertama di daerahnya.

Tidak sekadar memindahkan materi ajar dari kelas ke media digital, Nila mengaplikasikan kebudayaan yang ada di Sulawesi ke dalam materi ajar matematika. Langkah kreatif ini dipilihnya agar siswa merasa tertarik terhadap mata pelajaran matematika.

Kreativitas Nila tidak sia-sia, selain memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran matematika, dengan aplikasi besutannya ini pula Nila memenangkan kompetisi Olimpiade Nasional Inovasi Pembelajaran (ONIP) Matematika 2021 yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberadayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika di Benteng Vredeburg 16-20 November 2021.

Inovasi Nila adalah laman web book creator e-Modul Garis dan Sudut Berbasis Etnomatematika. Dengan inovasi ciptaannya ini siswa kelas XVII dapat belajar tentang materi Garis dan Sudut secara mandiri dengan mudah.

Materi tersebut selama ini banyak dikeluhkan siswanya. Banyaknya hitungan dan rumus yang harus dihafalkan membuat anak didiknya seringkali ketakutan sekadar mengikuti mata pelajaran tersebut.

"Selama pandemi saya berpikir keras, bagaimana cara membuat anak-anak yang belajar daring tertarik mengikuti mata pelajaran matematika yang saya ajarkan. Dengan banyaknya rumus dan hitungan, mereka sudah pasti malas mengikuti (pelajaran) matematika," terangnya ditemui usai menerima penghargaan kemenangan kompetisi Olimpiade Nasional Inovasi Pembelajaran (ONIP) Matematika 2021, Sabtu (20/11/2021).

Terinspirasi seminar Etnomatematika yang pernah diikutinya pada 2019, Nila mencoba memadukan matematika dengan kearifan lokal Sulawesi Selatan secara kontekstual. Ada beragam budaya dan tradisi seperti Kapal Pinisi, Hantaran, rumah adat Bala Lompoa, Arian Pakarena hingga Seni Paraga.

Budaya lokal yang ada di sekitar siswa dikaitkan dengan konsep pembelajaran Matematika. Dalam book creator tersebut, peserta didik juga bisa menonton video tentang budaya Sulawesi Selatan seperti proses pembuatan Kapal Pinisi melalui link interaktif yang tersedia.

"Kemudian setelah melihat proses pembuatan kapal pinisi, anak-anak disajikan pembelajaran tentang garis dan sudut dengan menggunakan contoh kapal tersebut, mana garis sejajar, mana garis bertolak belakang," jelasnya.

Selain Kapal Pinisi, siswa diajarkan perbedaan titik garis melalui video rumah adat Bolo Lompoa. Atap rumah adat tersebut menjadi contoh penghitungan ruas garis.

Penerapan etnomatematika yang diujikan Nila kepada siswanya ternyata tidak hanya membuat siswa tertarik belajar matematika dari abstrak menjadi kongkret, tetapi juga belajar tentang sejarah dan budaya lokal tanah kelahirannya.

"Respons siswa baik karena selain literasi digitalnya jalan, ketertarikan pada matematika meningkat, mereka akhirnya tahu banyak budaya di daerahnya yang belum mereka ketahui seperti seni paraga yang hampir punah dan jarang mereka lihat. Motivasi belajar daring juga meningkat signifikan," lanjutnya.

Penanggungjawab ONIP Matematika 2021, Harwasono, mengungkapkan guru perlu didorong berinovasi mengembangkan metode pembelajaran bagi siswanya. Di antaranya melalui olimpiade kali ini yang diikuti 25 finalis dari seluruh Indonesia.

"Diharapkan inovasi pembelajaran yang mereka kembangkan bisa menginsipirasi guru lainnya selama pembelajaran jarak jauh maupun tatap muka," harapnya. (*)