Saatnya IT Mendukung Penuh Dunia Pendidikan
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA — Pakar IT dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Dr Awang Hendriatno Pratomo ST, MT menilai, dukungan teknologi informasi menjadi hal yang mutlak bagi kehidupan. Terlebih bagi dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi. Di negara manapun, kampus-kampus yang bagus, bisa dipastikan memiliki infrastruktur IT yang juga mumpuni dan andal.
Dalam obrolan ringan dengan sejumlah jurnalis, Awang mengungkapkan, teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi sebuah keharusan. Perkembangan tekonologi informasi dan komunikasi (TIK) pada era Revolusi Industri 4.0 dan society 5.0 tak bisa dihindari.
“Seluruh aspek kehidupan menuju ke sana tak terkecuali dunia pendidikan. Bahkan, TIK harus menjadi basis pendidikan supaya Indonesia tidak ketinggalan dengan negara-negara lain. Nah, pandemi Covid-19 yang lalu, semakin mempercepat dan membuka kesadaran akan pentingnya IT bagi kehidupan,” kata Ketua Jurusan Informatika Fakultas Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta ini, Kamis (29/9/2022).
Doktor jebolan dari perguruan tinggi ternama di negeri jiran, Malaysia, ini meneruskan, ke depan, kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi niscaya akan semakin meningkat. Akan banyak hal bisa dilakukan dengan lebih baik, dengan memanfaatkan teknologi. Akan banyak hal-hal yang belum terbayangkan, nantinya akan terjadi karena IT.
“Memang, namanya sebuah proses, masih akan ada berbagai kesulitan dan kendala. Tapi itu sebuah keniscayaan. Pasti ke depan peran IT akan makin mutlak dan vital bagi kehidupan, termasuk dunia pendidikan di berbagai jenjang,” tandasnya.
Menurut Koordinator Relawan TIK Yogyakarta ini, kalangan perguruan tinggi hendaknya bisa segera beradaptasi dengan perkembangan TIK. Kampus-kampus maju di berbagai negara sudah menjadikan TIK sebagai basis layanan pendidikan tinggi.
Ia mengaku senang, UPN Veteran Yogyakarta, termasuk kampus yang mampu dengan cepat menyesuaikan dengan perkembangan. Saat ini, hamper di semua lokasi menyediakan layanan koneksi internet dengan kapasitas besar, yang dapat membuat mahasiswa dan dosen melakukan proses pembelajaran dengan sangat mudah, kapan pun dan dari mana pun.
Ditanya sejauh mana kesiapan SDM di Indonesia mengadopsi era baru IT ini, Awang mengakui masih banyak hal yang harus diperbaiki. Selain menyangkut pemerataan infrastruktur internet, ia juga menyoroti pentingnya membangun etika dalam pemanfaatan teknologi.
Sebagai contoh sederhana, Awang masih melihat banyaknya pelajar atau mahasiswa yang menyikapi secara berbeda proses pembelajaran daring dan luring. Seharusnya, proses pembelajaran daring tetap menuntut kesiapan penuh dari mahasiswa ataupun peserta didik, sama seperti saat mereka akan menjalani proses pembelajaran tatap muka atau luring.
“Tapi yang terjadi, banyak mahasiswa ataupun peserta didik yang ketika pembelajaran daring close camera. Atau proses pembelajaran kemudian dijalani dengan disambi-sambi urusan lain. Itu, kemungkinan mereka sebenarnya belum siap dengan proses pembelajaran. Nah, hal-hal semacam ini tentu perlu diperbaiki,” kata Awang, dosen muda yang ikut meramaikan bursa pemilihan Rektor UPN ini.
Karena itulah, maka untuk konteks Indonesia proses pembelajaran yang mengkombinasikan online dengan pertemuan atau tatap muka masih menjadi opsi terbaik saat ini. Hal ini juga tidak lepas dari budaya setempat. “Ada proses yang musti kita kawal dan siapkan lebih jauh, termasuk di antaranya terkait dengan etika kita dalam mengarungi dunia online atau digital. Literasi digital perlu terus didorong dan dikampanyekan. Utamanya menyangkut 4 hal yakni etika, budaya, keamanan dan keterampilan digital,” katanya. (*)