Mengenal Muhammad Abdullah, Cita-cita Jadi Guru Berakhir Politisi

Saya sudah terbiasa jungkir balik, ya saya sikapi biasa saja pencoretan sebagai caleg Pemilu 2024.

Mengenal Muhammad Abdullah, Cita-cita Jadi Guru Berakhir Politisi
R Muhammad Abdullah. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Muhammad Abdullah merupakan politisi berasal dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Saat ini Abdullah menduduki anggota DPRD kabupaten Purworejo dengan Jabatan Wakil ketua komisi D atau Komisi 4 periode 2019 hingga sekarang. Di Kepengurusan DPD Partai Nasdem Purworejo, dia menjadi Sekretaris Wakil ketua Bappilu NasDem tahun 2017 hingga sekarang.

Dia mengaku perjalanan politik tidak mudah, banyak persoalan dan hambatan telah dilaluinya. Kepada koranbernas.id, Abdullah membeberkan perjalanan hidupnya dari bercita-cita menjadi guru hingga beralih menjadi seorang politisi.

"Saya dulu kepengin menjadi guru olahraga, maka bersekolah di SGO (Sekolah Guru Olahraga) Purworejo. Begitu saya masuk SGO sebagai generasi terakhir, selama merampungkan SGO saya tidak memiliki adik kelas, hal ini yang mengakibatkan saya tidak tertarik menjadi guru olahraga," kata Abdullah, Kamis (18/4/2024) petang, di tempat usahanya.

Bapak empat  anak tersebut setelah lulus dari SGO dan sebelum menikah mencoba keberuntungan berdagang mi ayam dan bakso di Pasar Desa Nglaris Kecamatan Bener selama setahun, pada tahun 1991. Kemudian pada 1992, pria kelahiran tahun 1972 menikah dengan Dwi Lestari, pada usia 20 tahun dan masih sangat muda.

Abdullah mengaku ketertarikan pada bidang olahraga dia salurkan dengan keaktifannya di KONI (Komite Nasional Olahraga Indonesia) Purworejo. Dia pernah menjabat Wakil ketua KONI 2012- 2016, Ketua KONI 2016-2019, Ketua Umum PBSI 2020 - sekarang dan sebagai Pembina PBVSU 2022-sekarang.

ARTIKEL LAINNYA: Golkar Resmi Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati Bantul

"Saya menikah dengan Dwi Lestari, yang merupakan adik teman karib saya yang telah meninggal dunia karena kecelakaan. Kenapa saya menikah cepat, karena teman saya meninggal dunia ketabrak bus, saya diminta keluarganya menjadi anak menantu," jelasnya.

Abdullah menjelaskan mertua adalah pekerja di terminal bus, sebagai pengurus bus Santoso. Waktu itu lokasi terminal di dekat Stasiun Purworejo.

"Ketika istri saya melahirkan anak pertama, (usia kandungan tujuh bulan), ayah mertua mau menengok cucu di RS Aisyiyah, namun di perjalanan mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Saya diminta menggantikan pekerjaannya di terminal," jelas Abdullah.

Meskipun bekerja di terminal, pria asal Desa Nglaris Kecamatan Bener tersebut aktif di organisasi NU (Nahdlatul ulama), Ansor dan Banser.

"Saya kebetulan memiliki hobi politik, jadi setiap berita politik dan kegiatan politik sering mengikuti, apalagi pasca-reformasi," ujarnya.

ARTIKEL LAINNYA: Polisi Tangkap Pengedar Narkoba, Pelaku Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara

Dari situ banyak kegiatan politik, salah satu tugas pertama pada Pilkada Purworejo tahun 2005.  “Saya menjadi ketua tim sukses pasangan calon  (Paslon) Amelia Yani dan Ahmad Taqwin," kata Abdullah yang merupakan putera dari Kiai kampung R Kolil itu.

Abdullah mengaku paslon Amelia Yani dan Ahmad Taqwin diusung oleh Partai Bulan Bintang (PBB) serta intensif berkomunikasi dengan pengurus PD Purworejo saat itu. Dirinya diminta PAC (Pimpinan Anak Cabang) Partai Demokrat untuk menjadi ketua DPC Partai Demokrat.

Melalui Musyawarah Cabang Partai Demokrat akhirnya Muhammad Abdullah menjadi Ketua DPC Partai Demokrat (PD) 2006-2014.

"Pada Pemilu 2009 PD mendapat 8 kursi. Sebelumnya di Pemilu 2004 PD mendapat 6 kursi. Dengan 8 kursi, saya menjabat Wakil Ketua DPRD Purworejo tahun 2009-2014," ungkapnya.

Kemudian, tahun 2010 ada dua event politik penting. Pertama,  Kongres Nasional Pemilihan Ketua Umum  (Ketum) dan kedua Pilkada Purworejo,  DPC PD Purworejo mengusung Paslon bupati dan wakil Bupati di 2010, Rekomendasi DPP PD yang diusung tidak melalui mekanisme partai.

ARTIKEL LAINNYA: Hasil Penjaringan 17 PAC PDI Perjuangan, Joko Purnomo Maju Bupati Bantul

"Tahun 2010 menjelang Pilkada saya tiba-tiba dinonaktifkan dari Ketua DPC PD tanpa proses dan tanpa prosedur sesuai AD/ART PD. Seharusnya jika saya dianggap ada kesalahan diberi peringatan," kata Abdullah.

Pada Pilkada 2010 paslon yang diusung PD kalah. Saat itu oleh Ketum baru Anas Urbaningrum, posisi Abdullah diaktifkan kembali menjadi Ketua DPC PD Purworejo hingga tahun 2014.

Antara tahun 2012 hingga 2014 PD Purworejo tidak kondusif, sehingga Abdullah maju sebagai calon legislatif Provinsi Jawa Tengah namun gagal.

Abdullah melanjutkan, setelah gagal sebagai caleg DPRD Provinsi Jateng pada pemilu 2014, maka pada 1 Desember 2014 dia mendirikan Perusahaan Furniture berlabel Akram. Perusahaan tersebut bisa berkembang hingga saat ini.

Awalnya tempat usaha mengontrak, sekarang sudah memiliki tempat usaha pribadi di Jalan Cokronegoro Kelurahan Mranti Kecamatan/Kabupaten Purworejo.

ARTIKEL LAINNYA: Kementerian Pertanian Tanam Padi Gogo di Sawah Tadah Hujan

Pada tahun 2014, Abdullah kembali dinonaktifkan sebagai Ketua DPC PD Purworejo, dan memutuskan bergabung dengan Partai Nasdem Purworejo. Pemilu 2019 dia maju sebagai caleg DPRD Purworejo dan berhasil.

Dia diberi amanah sebagai Wakil ketua komisi D 2019-sekarang. Di Partai Nasdem Abdullah menduduki kepengurusan sebagai Wakil ketua Bappilu NasDem 2017-sekarang.

Dalam perjalanan politik, Muhammad Abdullah juga maju kembali sebagai Calon Legislatif dari Partai Nasdem melalui Dapil 6 Purworejo, untuk Kecamatan Bener, Loano dan Gebang, untuk Pemilu serentak 2024.

Saat proses kampanye Abdullah tersandung persoalan. Dia dituding Bawaslu Purworejo melibatkan seseorang yang tidak memiliki hak dalam pemilu serentak 2024 (melibatkan anak di bawah umur) untuk berkampanye.

Dari peristiwa tersebut Abdullah mendapatkan sankki hingga namanya harus dicoret sebagai Caleg DPRD kabupaten Purworejo. Atas vonis tersebut Abdullah menanggapi dengan berbesar hati dan legawa.

"Saya sudah terbiasa dengan jungkir balik, ya saya sikapi biasa saja, pencoretan saya sebagai caleg dalam Pemilu serentak 2024, adalah bagian dari risiko politik," ungkapnya.

ARTIKEL LAINNYA: Bawaslu Siap Melaksanakan Pengawasan Pilkada Bantul

Selain itu, Abdullah melihat vonis Bawaslu untuknya merupakan sentimen dari rival politiknya. "Partai lain banyak melakukan pelanggaran, bahkan lebih berat, faktanya tidak diproses oleh Bawaslu," tandasnya.

Kegagalan dalam Pemilu serentak 2024 tak membuat Abdullah patah semangat, menghadapi Pilkada Purworejo yang akan digelar 27 November 2024, dirinya siap. Dia berujar sebagai kader partai, dirinya harus siap turut serta dalam setiap event partai. "Sebagai kader Partai saya siap jika harus maju dalam Pilkada Purworejo 2024. Selama rakyat mendukung dan partai mengusung, saya siap," jelas kakek empat orang cucu itu.

Namun, proses tersebut masih lama, Partai Nasdem kondisi masih cair sekali dan masih dinamis. Partai Nasdem memposisikan diri terbuka, meskipun bukan kader, banyak orang berminat dan mendaftar. Ujungnya berada di DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Nasdem.

Selain keberhasilannya secara pribadi, Abdullah juga menyiapkan keberhasilan untuk keempat anaknya. Anak pertama sukses berkarier di bidang hukum sebagai dosen di UII Yogyakarta. Anak kedua wiraswasta dan mengikuti jejaknya sebagai politisi dan berhasil sebagai calon legislatif terpilih dari dapil 6 Kabupaten Purworejo, sementara anak ketiga dan keempat masih tercatat sebagai pelajar.

Pemilik nama lengkap R Muhammad Abdullah itu selain menempuh pendidikan formal dari SD sampai S2 (strata dua), juga pernah mengenyam pendidikan nonformal di pesantren Maunnah Plaosan Baledono Purworejo. Di bidang keagamaan Abdullah tercatat sebagai, pengurus lembaga sosial NU Purworejo, Wakil ketua MUI Purworejo dan Ketua Takmir masjid Al Anwar Desa Kebongunung Kecamatan Loano. (*)