Kirab Edan-edanan Meriahkan Merti Dusun Saradan

Kirab Edan-edanan Meriahkan Merti Dusun Saradan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Bupati Bantul Drs H Suharsono didampingi Ny Erna Suharsono dan tokoh masyarakat Dlingo, H Totok Sudarto, menghadiri merti Dusun Saradan, Desa Terong, Kecamatan Dlingo, Senin (16/3/2020). Acara berlangsung meriah diawali dengan kirab gunungan, kirab edan-edanan, kelompok TK, kelompok marching band serta  kelompok seni sejak pintu masuk pedusunan hingga lokasi acara di Sendang Suro Setiko. Acara dilanjutkan peresmian sendang dan seni tayuban sebagai seni khas warga setempat.

Dukuh Saradan, Ponirin, mengatakan acara merti dusun ini menjadi agenda tahunan sebagai bentuk nguri-uri budaya dan wujud syukur kepada Allah SWT atas berkah rahmat kepada seluruh warga Saradan. Juga nenjadi salah satu kegiatan yang bisa mengumpulkan semua warga Saradan dan Pancoran untuk menjalin persatuan dan kerukunan.

Rangkaian kegiatan dimulai  sejak Jumat (14/3/2020) dengan gotong royong bersih makam sesepuh, dilanjutkan mujahadah pada malam harinya. Kemudian, Minggu (15/3/2020) malam digelar pertunjukkan seni tayub dan puncaknya adalah kirab budaya, Senin (16/3/2020) hari ini. Acara masih akan dilanjut dengan dengan pertujukan wayang kulit semalam suntuk.

“Besok malam kita akan menggelar tari- tarian anak. Dan Rabu (18/3/2020) malam menggelar pengajian akbar,” katanya. Semua kegiatan dibiayai  secara swadaya oleh warga setempat.

"Merti dusun Saradan saat ini  merupakan hari istimewa, karena baru pertama dihadiri oleh bapak Bupati Bantul. Semoga ini menjadi penyemangat warga dalam rangka membangun kerukunan dan menggapai cita-cita yang diinginkan," imbuhnya.

Sedangkan Lurah Terong, Sugiyono SE, mengatakan kegiatan merti dusun adalah kegiatan tahunan masyarakat. Lokasi acara dinilainya saat ini masih terlalu sempit. "Pemerintah Desa tentu berupaya agar bisa diperluas nantinya," kata Sugiyono.

Bupati Bantul, Drs H Suharsono, mengucapkan terimakasih dan rasa bangga atas digelarnya acara tersebut. “Ini adalah tradisi tinggalan nenek moyang, adat yang memang harus dilestarikan,” katanya.

Kegiatan merti dusun, lanjut bupati, juga bermanfaat untuk meningkatkan rasa kekeluargaan, gotong royong dan kerukunan sebagia modal untuk membangun wilayah.

Demikian pula dikatakan Totok Sudarto yang menilai acara seperti ini merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dilestarikan. “Saya senang sekali dan bangga, warga masih nguri-uri adat tradisi tinggalan nenek moyang,” katanya. (eru)