Gerakan Pendukung Bupati Sunaryanta Dideklarasikan

Gerakan Pendukung Bupati Sunaryanta Dideklarasikan

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, pendukung Bupati Gunungkidul Sunaryanta, yang menamakan dirinya Gerakan Rakyat Pro Mayore (Proma), dideklarasikan di Wonosari, Senin (13/9/2021).

Koordinator Proma, Bekti W Suptinarso, menyatakan inisiatif pembentukan gerakan berasal dari dirinya dan rekan-rekan seperjuangana. Selain itu, juga beberapa elemen masyarakat, akar rumput yang memiliki pandangan yang sama untuk kemajuan Gunungkidul.

“Gerakan ini diinisiasi untuk menjembatani masukan masyarakat yang selama ini tidak punya akses. Selain itu, juga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kemajuan Gunungkidul,” kata Bekti W Suptinarso atau yang akrab disapa Bowo.

Meskipun gerakan tersebut bernama Pro Mayore, namun tidak senantiasa setuju dengan kebijakan pemerintah. Karena gerakannya merupakan mitra kritis pemerintah, bukan gerakan sayap Bupati Gunungkidul, Sunaryanta.

Segala rencana pembangunan yang telah dituangkan dalam visi, misi, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), perlu dikawal dengan sungguh-sungguh, agar bermanfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat.

“Gerakan kami ini lebih kepada mitra kritis, terutama program-program yang sudah dituangkan dalam visi, misi, dan RPJMD. Kalau ada program yang tidak pro-rakyat, akan kami kritisi juga,” ujarnya.

Bowo menambahkan, gerakannya menjadi bagian komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemimpinnya, dan menjadi masukan penting bagi pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan yang sesuai.

“Gerakan ini adalah langkah awal dalam mengajak masyarakat urun rembug dalam pembangunan Gunungkidul. Tentu saja harus kebijakan pro-rakyat,” ujarnya.

Dia menilai, durasi kepemimpinan Sunaryanta cukup pendek. Untuk itu, masukan diperlukan agar kepemimpinan yang pendek itu lebih efektif direalisasikan.

Selama ini realisasi program pemerintah pada awal kepemimpinan Sunaryanta belum sepenuhnya bisa diakses masyarakat bawah. Untuk itu gerakan Proma hadir menjadi jalur komunikasi yang diharapkan membawa suara tingkat bawah.

“Aspirasi itu bisa dalam hal apa saja, di antaranya mungkin sesuai latar belakang atau kepentingan anggota dan jaringan yang bergabung ke dalam Proma. Bisa sektor pertanian, perikanan termasuk nelayan, dan juga sektor wisata,” tambahnya.

Bowo berharap, Proma disambut baik banyak pihak sehingga muncul keinginan berbagai elemen masyarakat untuk bergabung. (*)