Sutradara Dua Hati Biru Ungkap Tantangannya saat Garap Film Sekuel

Dua Hati Biru bukan hanya sekadar film, tapi juga sebuah cerita tentang perjuangan.

Sutradara Dua Hati Biru Ungkap Tantangannya saat Garap Film Sekuel
Para pemeran dan sutradara Dua Hati Biru berbincang dengan penonton di CGV Pakuwon Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Film Dua Hati Biru, sebuah sekuel yang dinanti-nantikan dari film fenomenal Dua Garis Biru telah mencuri perhatian penonton sejak dirilis. FIlm yang disutradarai oleh Dinna Jasanti dan Gina S Noer itu mengeksplorasi petualangan yang mengharukan dari pasangan muda, Bima dan Dara, yang melanjutkan perjalanan mereka setelah memiliki seorang anak pada akhir film Dua Garis Biru.

Gina S Noer, sutradara dan penulis skenario film ini, mengungkapkan gagasan untuk Dua Hati Biru telah menghantui pikirannya sejak menyelesaikan Dua Garis Biru.

"Karakter Bima dan Dara masih memiliki banyak cerita yang belum terungkap, yang bisa dijelajahi lebih dalam lagi," ujarnya usai penayangan perdana film di CGV Pakuwon Yogyakarta, Sabtu (20/4/2024).

Dua Hati Biru bukan hanya sekadar film, tapi juga sebuah cerita tentang perjuangan dan realitas kehidupan sehari-hari dalam sebuah keluarga.

"Kami ingin menunjukkan bahwa kehidupan dalam sebuah keluarga itu penuh dengan tantangan, tapi juga penuh dengan warna-warna yang bisa kita temukan," kata Gina.

ARTIKEL LAINNYA: Dosen UMY Bawa Kain Ramah Lingkungan ke Panggung Global

Penayangan perdana film ini di Jogja memberikan pengalaman yang sangat berkesan bagi Gina S Noer. "Rasanya seperti kembali pulang," ujarnya dengan senyum.

Gina memang merasa sangat diterima di Jogja, mengingat karya-karyanya selalu disambut hangat, seperti yang terjadi pada beberapa karya sebelumnya di Jogja-Netpac Asia Film Festival (JAFF).

Proses penggarapan Dua Hati Biru tidaklah mudah. Gina mengungkapkan salah satu tantangan terbesar adalah banyaknya scene. Film ini dirancang sebagai potret kehidupan sehari-hari, dengan segala ragam emosi yang terkandung di dalamnya. "Kami ingin penonton bisa merasakan apa yang dirasakan oleh karakter," tambahnya.

Salah satu aspek menarik dari film ini adalah penampilan profesional aktor cilik, Farrell Rafisqy, yang masih berusia empat tahun. "Dia benar-benar berbakat dalam berakting. Bahkan dalam situasi yang memerlukan improvisasi, Farel mampu menunjukkan emosi dengan sangat baik," ujarnya.

Film ini juga menampilkan kembali sejumlah aktor dari film pertama, seperti Angga Yunanda, Lulu Tobing, dan Cut Mini Theo, serta menambahkan wajah-wajah baru seperti Aisha Nurra Datau dan Farrell Rafisqy. Melalui karakter-karakter ini, penonton dibawa untuk memahami kompleksitas kehidupan rumah tangga modern.

ARTIKEL LAINNYA: Ilufa Sukses dengan Delapan Gerai Aksesoris Gadget

Angga Yunanda, salah seorang pemeran utama mengungkapkan melalui film ini dia belajar banyak tentang dinamika dalam rumah tangga. "Kasus Bima membuka matanya akan pentingnya komunikasi dan kesetaraan dalam sebuah hubungan," ungkapnya.

Sedangkan Aisha Nurra Datau menyoroti pentingnya komunikasi dalam hubungan rumah tangga. "Film ini membuat saya sadar akan pentingnya komunikasi dalam membangun hubungan yang sehat," katanya.

Beberapa penonton mengakui film ini berhasil membuat mereka menahan air mata, bahkan ada momen yang sampai membuat sesenggukan.

Disebutkan, Dua Hati Biru bukan sekadar film biasa, tapi merupakan sebuah cerita yang memikat hati dan membangkitkan pemikiran tentang kehidupan keluarga.

Dengan segala lika-liku dan warna-warni emosi, film ini mengajak penonton untuk merenungkan makna dari perjuangan sehari-hari, sambil tetap menginspirasi mereka untuk menemukan kebahagiaan di dalamnya. (*)