Kemegahan Gaung Gamelan Awali Internasional Yogyakarta Gamelan Festival ke-28
KORANBERNAS.ID YOGYAKARTA--Yogyakarta Gamelan Festival ke-28 (YGF28) dibuka dengan perhelatan Gaung Gamelan di Stadion Kridosono pukul 15.30 WIB. Dengan 28 pangkon, sekitar 700 pengrawit dari 28 kelompok karawitan ikut terlibat dalam Gaung Gamelan.
YGF28 yang kali ini mengusung tema Gamelan: Beyond Sound, dibuka langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
Perhelatan ini juga dihadiri sejumlah pejabat forkopimda DIY, seperti, Kajati DIY Ponco Hartanto, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Joko Purnomo, Danlanal Yogyakarta Kolonel Laut Devi Erlita, Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo dan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi.
Menurut Project Director YGF28 Ishadi Sahida atau Ari Wulu, Keberadaan perhelatan kali ini tidak lepas dari para pendahulu yang sudah menggunakan waktunya untuk memperkenalkan gamelan.
“Kami yang berdiri di sini bukan semuanya pengrawit yang bisa memainkan gamelan, kami di sini hadir sebagai satu kesatuan sepakat gamelan adalah semangat yang kami bawa sekarang untuk bisa berkontribusi dalam peradaban dunia saat ini,” kata Ari Wulu di sela pembukaan YGF28 Minggu (20/8/2023).
Gaung Gamelan sebagai bentuk kontribusi merayakan gamelan sebagai warisan budaya takbenda yang ditabuh tanpa amplifikasi elektrik. Harapannya, dengung dan suara gamelan bisa mencapai seluruh penjuru semesta dan menyadarkan manusia serta mengandung doa setelah melewati dua tahun pandemi Covid-19.
“Tidak ada yang tidak bisa dilakukan manusia selama kita bersama-sama. Semoga YGF bisa bermanfaat dan memberkahi semua sehingga manusia bisa berbahagia semua,” ucapnya.
YGF merupakan sebuah perayaan atas gamelan, yang menjadi tempat berkumpul para pemain dan pecinta gamelan seluruh dunia, dan sudah diselenggarakan sejak tahun 1994 oleh almarhum Sapto Raharjo.
“Peristiwa ini penting untuk dilakukan sebagai salah satu langkah strategis dalam memajukan kebudayaan Indonesia untuk memberikan kontribusi kepada peradaban dunia,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan gamelan telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda ke-12 yang dimiliki Indonesia pada 15 Desember 2021 oleh Unesco.
“Kami berterima kasih atas kerja sama Pemprov DIY dan komunitas, spirit Gamelan mampu menyatukan semua, mampu berkolaborasi,” ujarnya.
Ia menyebutkan penampil yang terlibat dalam Gaung Gamelan berasal dari 22 kelurahan yang dengan 400 sampai 700 pengrawit yang sudah mendapat bantuan hibah gamelan perunggu.
Dalam pidato pembukaannya, Sultan HB X berpendapat GF28 bukan sekadar pentas seni, YGF akan mengajak untuk memasuki momentum pembelajaran hidup melalui harmonisasi irama yang dilakukan dengan merenungkan makna mendalam dibalut orkestrasi gamelan.
“Yang sejatinya merupakan gambaran perjalanan luar biasa, yang menghubungkan jiwa dalam simpul keindahan, slendro pelog mengajarkan keselarasan hidup,” ucap Sultan HB X.
Menurut Sultan HB X Ladrang menceritakan kisah alam bawah sadar mengajak menggali makna dalam nada yang meliuk. Gamelan bukan sekadar alat musik, tetapi penjelajah jiwa yang membawa kepada meditasi.
Sementara, karawitan merujuk pada kelembutan perasaan yang terukir dalam seni gamelan, begitu pula kehidupan yang seharusnya mengilhami harmoni keberagaman.
“Memang tidak ditampik ada perbedaan, tetapi dengan rasa cinta dan kemanusiaan ada nyawiji,” tuturnya.
Dalam setiap alunan gending tersembunyi makna yang tidak terucapkan mengajak untuk menafsirkan, gamelan adalah seni realitas yang menuntun manusia untuk hidup dalam nilai kebijaksanaan dan kesadaran.
Tidak hanya gaung gamelan sebagai sajian utama, YGF28 akan kian bermakna karena mengajak merayakan keberagaman, konser gamelan yang mempertemukan musik tradisional dengan pop culture dan Gamelan Dinner yang mempertemukan pemain dan pencinta gamelan menjadi portal pembelajaran hidup dan melestarikan budaya.
Prosesi pembukaan Gaung Gamelan dimulai dengan Sultan HB X melepaskan burung perkutut jawa yang merupakan fauna identitas Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 385 Tahun 1992.
Kelompok karawitan dari seluruh DIY yang terlibat dalam Gaung Gamelan dikurasi olah Gayam 16 serta kelompok karawitan yang sudah menerima bantuan gamelan dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta.
Seluruh kelompok karawitan akan memainkan dua gending, yakni Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo dan Ladrang Santi Mulya.
Notasi dari ladrang ini akan dikirimkan ke masing-masing kelompok karawitan satu bulan sebelumnya, serta disebarkan melalui berbagai media dengan tujuan agar dapat dipelajari atau dibaca oleh masyarakat luas.
Gaung Gamelan terbuka untuk umum dan akan menghadirkan karya tari serta pertunjukan musik.
Kemeriahan Gaung Gamelan semakin terasa dengan stan kuliter dan kerajinan di sekitar area pertunjukan. Stan ini menghadirkan aneka camilan, antara lain menu angkringan, kacang rebus, jagung rebus, wedang ronde, sate kere, dan sebagainya.
Wayang kulit lakon Pandu Jumeneng Ratu dengan dalang Ki Edi Soewondo menjadi penutup Gaung Gamelan. Wayang ini bisa dinikmati langsung di Stadion Kridosono maupun melalui platform steaming YouTube. (*)