Jadi Warisan Budaya, Kundha Kabudayan DIY Gelar Lomba Gobak Sodor

Terdapat sekitar 2.600-an permainan rakyat dan olahraga tradisional di DIY.

Jadi Warisan Budaya, Kundha Kabudayan DIY Gelar Lomba Gobak Sodor
Sosialisasi Lomba Permainan Tradisional Gobak Sodor 2023 di Museum Sonobudoyo, Selasa (22/8/2023). (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Siapa yang tak mengetahui permainan Gobak Sodor? Warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) patut berbangga, mengingat permainan tradisional itu secara resmi pada tahun 2022 telah ditetapkan menjadi warisan budaya Indonesia yang berasal dari provinsi ini.

“Gobak Sodor merupakan permainan atau olahraga tradisional dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah mendapat sertifikasi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Nomor 3034/F4/KB pada tanggal 9 Juni 2022,” ungkap Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Selasa (22/8/2023).

Sebagai upaya merealisasikan program adat, seni, tradisi dan lembaga budaya, Dinas Kebudayaan DIY akan menggelar Lomba Permainan Tradisional Gobak Sodor 2023. Lomba kali ini dilaksanakan 25-26 September 2023 di GOR Among Raga. Adapun temanya Ngleluri Kabudayaan Lumantar Olahraga Tradisional.

“Dinas Kebudayaan DIY memiliki ketugasan mendata, mengidentifikasi, mengeksplorasi serta mengembangkan semua bentuk seni budaya yang ada di DIY. Lomba ini menjadi upaya kami melestarikan dan memperkenalkan Gobak Sodor,” ujarnya saat Sosialisasi Lomba Permainan Tradisional Gobak Sodor 2023 di Museum Sonobudoyo.

Dian Lakshmi Pratiwi, Eni Lestari Rahayu dan Joko Mursito saat sosialisasi Lomba Permainan Tradisional Gobak Sodor 2023. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Lebih lanjut, Dian berharap Gobak Sodor mampu menjadi permainan generasi X maupun generasi Y. “Sayangnya, generasi Z bahkan generasi milenial sangat jarang yang mengetahui permainan tradisional ini,” ujarnya sedikit agak prihatin.

Melalui kegiatan perlombaan ini, lanjut dia, diharapkan Gobak Sodor semakin dikenal dan dimainkan oleh banyak orang.

Dijelaskan, Gobak Sodor masuk kategori kemahiran dan kerajinan tradisional dalam warisan budaya tak benda. Permainan ini layak menjadi warisan budaya tak benda Indonesia karena tidak hanya menjadi permainan yang menghibur, tapi juga memiliki nilai-nilai.

Nilai yang dimaksudkan itu adalah menggugah rasa guyub, melatih kebersamaan dan kekompakan karena dimainkan beregu.

ARTIKEL LAINNYA: Kemegahan Gaung Gamelan Awali Internasional Yogyakarta Gamelan Festival ke-28

Disebutkan, saat ini sudah ada 155 warisan budaya tak benda Indonesia asal DIY yang telah ditetapkan, dua di antaranya adalah permainan tradisional yakni Gobak Sodor dan Benthik.

Tahap awal, Lomba Permainan Tradisional Gobak Sodor 2023 diikuti oleh perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemda DIY.

Ketua Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) DIY, Joko Mursito, mengatakan KPOTI melakukan penggalian, pendataan dan pengembangan seluruh permainan rakyat dan olahraga tradisional yang ada, bahkan yang belum diketahui.

Dia pun memberikan apresiasi Dinas Kebudayaan DIY telah memulai inisiasi menggelar Lomba Permainan Tradisional Gobak Sodor 2023.

ARTIKEL LAINNYA: Perlu Didukung, Upaya Pelestarian Gerobak dan Sapi Jawa

Joko berharap Gobak Sodor bisa menjadi satu kegiatan yang membudaya di masyarakat Yogyakarta. Apalagi permainan ini bisa berorientasi pada pelestarian budaya, olahraga bahkan mungkin dapat menjadi komoditas pariwisata.

Diperkirakan terdapat sekitar 2.600-an permainan rakyat dan olahraga tradisional di DIY. KPOTI DIY masih terus melakukan kajian-kajian karena tidak semua permainan rakyat dan olahraga tradisional bisa diajukan untuk ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia.

Kuncinya, kata Joko, permainan atau olahraga tradisional itu dimainkan oleh banyak orang. “Yang terpenting adalah masih bisa ditemui bukti-bukti bahwa permainan tersebut asli dari Yogyakarta,” tambahnya.

Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Adat Tradisi Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan DIY, Eni Lestari Rahayu, menambahkan sosialisasi perlombaan dimaksudkan agar masing-masing OPD bisa mempersiapkan timnya.

“Setiap OPD wajib mengirimkan dua tim, satu tim putri dan satu tim putra. Durasi permainan sekitar lima menit saja. Kami berharap semua OPD bisa berpartisipasi dan mari refreshing bersama,” ajaknya. (*)