Ada Tradisi Wiwitan di Sanggar Anak Alam

Ada Tradisi Wiwitan di Sanggar Anak Alam

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Kedaulatan pangan perlu dikelola dengan kebersamaan. Inilah yang menginisiasi petani, masyarakat Nitiprayan dan Sekolah Sanggar Anak Alam (Salam) Nitiprayan Bantul, mengadakan tradisi wiwitan.

Sekolah yang terletak di petak-petak persawahan di barat Kampung Nitiprayan ini secara rutin memperingati tradisi wiwitan atau tradisi mengawali panen sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta.

"Kita syukuri bahwa saat ini kita berkumpul dengan suka cita merayakan pesta rakyat juga merayakan kebersamaan kita dalam bebrayan agung," kata Sri Wahyaningsih, pendiri Sanggar Anak Alam, Kamis (10/11/2022).

Wahya mengakui saat ini pesta wiwit atau tradisi wiwitan sudah jarang yang lestari hingga hari ini. Petani sudah jarang menanam bibit sendiri. Karena bibit-bibit sudah disediakan oleh pabrik. Dalam hal ini, terlihat bagaimana setiap individu atau kelompok harus saling mendukung.

"Perayaan ini sungguh-sungguh mencerminkan kebersamaan kita. Baik antara masyarakat, wali murid, anak-anak dan juga semua yang terlibat. Marilah kita jaga kebersamaan karena dengan bersama kita punya kekuatan mengolah dan mengupayakan daulat pangan kita sendiri, anggulawenthah pangane dhewe," tandasnya.

Perwakilan Kapanewon Kasihan menyampaikan apresiasinya atas upaya masyarakat Nitiparayan dan Sanggar Anak Alam dalam melestarikan budaya yang adi luhung ini. "Semoga anak muda kini, generasi-generasi muda, mau meniru apa yang telah menjadi suri tauladan dalam kegiatan wiwitan ini," harapnya.

Budi Widanarko selaku penanggung jawab perhelatan tradisi wiwitan menambahkan, pesta wiwitan merupakan wujud syukur dan kebahagiaan petani yang dikemas dalam acara makan bersama dengan sesama dan lingkungan. “Pada tradisi ini kita semua membersamai doa-doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Harapannya, pada waktu berikutnya, petani kembali mendapatkan kelimpahan panen," kata dia.

Di dalam prosesi tersebut, anak-anak Salam turut ambil bagian dan berpartisipasi mengikuti beragam kegiatan di sekolah mereka. Mulai dari prosesi wiwitan, workshop pengolahan pangan lokal, pasar pangan sehat, hingga pertunjukkan seni.

Budaya tradisi wiwitan kali ini bertema Anggulawenthah Pangane Dhewe atau memperdalam pangan lokal. Kegiatan kebudayaan ini sekaligus sebagai upaya belajar bersama dan melestarikan kearifan lokal masyarakat setempat.

Rangkaian kegiatan antara lain kolaborasi anak-anak, orang tua dan pihak sekolah dengan petani maupun warga sekitar Nitiprayan. Pesta ini merupakan proses yang partisipatif dan milik bersama.

Selain hajatan utama ritual pesta wiwitan, juga diselenggarakan peluncuran buku, workshop pengolahan pangan lokal dan sehat, pasar pangan sehat, dan pertunjukan seni. (*)