Joker Minggat, Sahabat Batman Bersukacita

Joker Minggat, Sahabat Batman Bersukacita

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sejumlah elemen masyarakat Yogyakarta yang menamakan diri Sahabat Batman, berkumpul. Pertemuan penuh suka cita yang dilaksanakan Kamis (26/5/2022) di Oase Kafe, Taman Siswa ini sebagai bentuk syukur atas kepergian Joker, musuh besar super hero Batman dalam DC Universe.

Sosok jahat Joker di Gotham City bisa saja merupakan sebuah analogi keserupaan jahat yang dimiliki pemimpin suatu daerah.

"Kami tidak ambil pusing jika oleh masyarakat dipersepsikan kepada siapa. Terserah mereka saja mendiskripsikan Joker tersebut," kata Muhammad Ajiek Tarmidzi, ketua perkumpulan sahabat Batman, kepada wartawan, Kamis (26/5/2022) malam.

"Malam ini kami seniman, budayawan berkumpul. Gak perlu resmi-resmi, yang penting ketemu, bersenang-senang atas minggatnya Joker," ujarnya.

Ajiek menyebut, sepuluh tahun ulah Joker tidak berhasil membuat Kota Yogyakarta semakin damai dan nyaman bagi semua. Tata kota yang seadanya dilakukan sekedar untuk mengugurkan tanggung jawab daripada tidak melakukan apa-apa.

"Ruas Jalan Jenderal Sudirman misalnya, lampu-lampu yang bukan peruntukannya dipaksa digunakan untuk taman-taman dan trotoar yang disebut pedestrian. Gaya ala-ala Korea ini sebenarnya sangat tidak cocok untuk digunakan di Kota Yogyakarta yang memiliki banyak bangunan bergaya Indies," lanjutnya.

"Apakah bagus? Ya bagus, daripada tidak sama sekali. Hanya tidak pas. Yogyakarta yang memiliki segudang orang kreatif, termasuk arsitek, tidak pernah diajak terlibat langsung dalam memoles kota ini," tegas Ajiek.

Dia melanjutkan, sepuluh tahun Joker menguasai Kota Jogja, selama itu pula usul-usul teman-teman seniman nyaris tidak didengarkan. Kepemimpinan ini pula tidak berhasil membuat UMKM di DIY sanggup menjadi Brand Local Premium.

"Jangan dipikir UMKM naik kelas itu hanya karena mereka sudah bisa memasarkan produknya melalui daring. Konyol. Menjadi daring itu keharusan. Mereka [UMKM] ini akan melakukannya sendiri. Bukan prestasi yang patut dibanggakan oleh penguasa. Nah, setelah dijual daring, produk UMKM ini ada yang beli gak? Meningkat gak penjualannya?  Ini yang perlu didukung," paparnya.

"Nek semua instansi berlomba-lomba buat aplikasi jual beli online semacam e-commerce, dinggo ngapa? Aja mentang-mentang ada anggarannya trus semua BKD buat. Padahal produk UMKM juga gak laku dijual lewat itu," lanjutnya.

Ajiek menambahkan, selama ini Kota Jogja telah tertinggal dari sigapnya pemimpin Kota Solo sejak era Joko Widodo. Padahal SDM dan masyarakat Jogja mampu. Dan untuk menjadikan UMKM local premium, dukungan pemimpin Kota Jogja tidak mampu membuat produk UMKM menjadi benar-benar naik kelas secara kualitas dan pasar.

Selain retorika, lanjut Ajiek, janji Joker kepada masyarakat juga belum tuntas dipenuhi. Misal, creative space yang pernah disebut. Tempat yang bisa digunakan brainstorming pekerja kreatif di DIY ini semestinya berada di tengah kota.

"Bisa saja menggunakan bangunan-bangunan peninggalan yang sudah ada, atau membuat baru di tempat yang strategis," kata dia.

Sementara sahabat Batman yang lain, Dewo PLO, menambahkan dirinya resah dengan ruas jalan Mangkubumi yang kian semerawut. Menurutnya, para pemilik kendaraan yang parkir, orang berjualan dan skuter listrik menambah kesemrawutan tersebut.

"Masyarakat Jogja itu bisa diatur kok. Pemimpin harus punya formula untuk mengatur itu," tutupnya.

Syukuran suka cita ini antara lain dihadiri Ari Dewanto, Sinar Biyat, Dewo PLO, Inung, Wotok, Yuni, Linda, Sasa, Widiasto Kochil, Hendri Brindil, Yudhi Pyramid dan Surya. (*)