Isak Tangis Pecah Saat Gus Mus Serahkan Buku

Isak Tangis Pecah Saat Gus Mus Serahkan Buku

KORANBERNAS.ID -- KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus resmi merilis puisi hasil karyanya bersama budayawan kondang Timur Sinar Suprabana, Beno Siang Pamungkas dan alm Agus Dewa, Rabu (16/10/2019) malam,  di Kampung Unnes.

Peluncuran buku Ayat Dewa Pamungkas dari Timur itu berlangsung dalam suasana haru mengingat peluncuran buku tersebut sebagai amanat dari Agus Dewa sebelum dipanggil Yang Maha Kuasa.

Isak tangis pecah saat Gus Mus yang diwakili oleh Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono menyerahkan buku kepada keluarga almarhum Agus Dewa. Gus Mus maupun pejabat yang hadir terbawa suasana mengenang Agus Dewa.

"Terima kasih kepada Kiai Gus Mus dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, karena ini merupakan impian papa saya sebelum meninggalkan kita. Dengan acara ini, saya merasa papa  hadir di sini," ujar Gemintang, salah seroang anak kesayangan Agus Dewa.

Damar Sinuko dari Jurnalis Kreatif selaku penyelenggara menyatakan kegiatan yang bekerja sama dengan Unnes Semarang ini merupakan amanat dari almarhum Agus Dewa sebelum meninggalkan dunia.

"Selain peluncuran buku karya Gus Mus, Mas Beno, Mas Timur dan Mas Agus Dewa,  kegiatan ini juga sebagai amanat dari teman saya Mas Agus Dewa," ujar Damar.

Untuk mencairkan suasana, para hadirin disuguhkan hiburan yang penuh makna dari Band Rumah Pancasila pimpinan Yosep Parera dan musikalisasi dari Joshoa Igo dan Wak Yok.

Hadirin kembali terbawa suasana saat satu per satu para pejabat dan budayawan kondang  membawakan puisi karya almarhum Agus Dewa.

Sosiawan Leak yang sengaja hadir dari Solo membuat suasana pecah karena membacakan puisi karya Agus Dewa dengan sedikit kebanyolannya dan kekhasannya.

Disusul budayawan Sitok Srengenge, Beno Siang Pamungkas, Timur Sinar Suprabana, Harjanto Halim, Arnaz Agung Andrarasmara, Benk Mintosih, Nano Tirta, Romo Budi PR, Yosep Parera dan budayawan lainnya.

Pantun

Suasana haru berubah menjadi gelak tawa saat Rektor Unnes,  Fatkhurrohman, memberikan sambutan disertai banyolan dan pembacaan pantun yang kocak.

Tidak kalah uniknya saat Walikota Semarang Hendrar Prihadi didhapuk membacakan puisi karya Agus Dewa. Sebelum membacakan puisi, Hendi penggilan akrabnya, mengaku grogi dan sangat tidak sebanding dengan para budayawan yang menggebu-gebu.

"Saya berpikir, penampilan saya sangat njeglek (tidak sebanding) dengan para budayawan sebelumnya, tapi saya tidak kehabisan akal, saya minta Romo Budi mengiringi saya dengan seksofonenya," ujar Hendi disambut ketawa para hadirin.

Tidak mau kalah, Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono juga memberikan pernyataannya mengenang alm Agus Dewa sebelum membecakan puisi karya Agus Dewa dan Gus Mus.

"Saya juga sudah membuat geguritan khusus untuk malam ini," ujarnya.

Suasana kembali haru saat teman-teman Agus Dewa memberikan sedikit kenangan.

Sriyanto Saputro, anggota DPRD Jateng sempat menitikkan air mata mengenang Agus Dewa, juga Amir Machmud Ketua PWI Jateng, Hendro Basuki, Gunawan Permadi.

Meski malam telah larut, ribuan hadirin tidak beranjak dari tempat duduknya. Mereka menantikan penampilan Gus Mus yang memiliki karya luar biasa.

Gus Mus menutup acara dengan pembacaan puisi karya Agus Dewa dan karyanya sendiri. Gus Mus pun sedikit bercerita kenangan bersama Agus Dewa. (sol)